Passion story

Mengulik Konsep Halal Tourism & Perkembangannya di Indonesia

Oleh FWD Insurance

Laporan Global Travel Market Index (GMTI) dari MasterCard dan CrescentRating di 2017 mempredisikan jumlah wisatawan Muslim secara global pada tahun 2020 ada di angka 16 juta jiwa. Laporan yang sama juga menyatakan bahwa estimasi pengeluaran wisatawan Muslim di tahun 2020 akan meningkat jadi USD220 miliar. Inilah alasan utama mengapa halal tourism atau wisata halal mulai jamak disiapkan oleh sejumlah negara di dunia, meskipun mereka bukanlah negara Islam.

Simak ulasan lengkap tentang model pariwisata baru ini, yuk, Passionate People!

Definisi halal tourism

Halal tourism atau wisata halal berangkat dari kata “halal” yang memiliki arti diizinkan oleh syariat (hukum agama) Islam. Adapun cakupan hal-hal yang diizinkan secara syariat ini tidak sebatas pada makanan dan minuman saja, melainkan juga tujuan wisata, tempat bermalam, moda transportasi, hingga keuangan saat seorang Muslim melakukan perjalanan wisata.

Dengan begitu, seperti definisi dari Akyol dan Kilinc (2014) dan Islamic Tourism Centre (ITC) yang dikutip oleh CresentRating, wisata halal merupakan kegiatan dan pengalaman berwisata dengan kebutuhan dan layanan berbasis keyakinan agama Islam yang saling terkait satu sama lain.

Perkembangan halal tourism di Indonesia

Secara global, beberapa negara non-Muslim seperti Korea, Jepang, Thailand, Italia, sampai Prancis sudah mulai menerapkan konsep halal tourism untuk menyerap lebih banyak jumlah wisatawan Muslim di negara mereka. Sedangkan Indonesia telah berhasil menyabet World’s Best Halal Tourism Destination dari GMTI pada tahun 2019 lalu, meski berdampingan dengan Malaysia.

Penghargaan tersebut berhasil diraih Indonesia dengan skor 78 serta penambahan 6 kota dan kabupaten di 10 area prioritas Destinasi Halal, seperti di Tanjung Pinang, Pekanbaru, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cianjur. Wilayah-wilayah ini menambah daftar tujuan Destinasi Halal Indonesia yang sudah ada di tahun-tahun sebelumnya, seperti beberapa area berikut:

  • Lombok. Di tahun 2016, Pulau Lombok berhasil memperoleh penghargaan World’s Best Halal Beach Resort, World’s Best Halal Honeymoon Destination, dan World’s Best Halal Tourism Website dalam ajang World Halal Tourism Award. Sederet penghargaan bergengsi itu berhasil diraih Pulau Lombok lantaran fasilitas berupa 60 restoran bersertifikat halal, 8.456 masjid, dan 60 hotel bersertifikat halal. Tak cukup sampai di situ, Pulau Lombok juga memiliki 25 situs warisan Islam, 161 Moslem-friendly attraction, 7 acara keislaman, dan 11 paket tur wisata halal.

  • Aceh. Kota dengan julukan Serambi Mekkah ini duduk di posisi kedua sebagai tujuan destinasi wisata halal di Indonesia. Pada tahun 2016, Aceh mendapatkan penghargaan World’s Best Airport for Halal Travelers juga World’s Best Halal Cultural Destination dari ajang World Halal Tourism Award. Beberapa tujuan wisata halal di kota ini adalah Pulau Weh (Sabang), Museum Tsunamin, Masjid Raya Baiturrahman, dan lain-lain.

  • Sumatra Barat. Provinsi Sumatra Barat berhasil menyabet penghargaan World’s Best Halal Destination, World’s Best Halal Tour Operator, dan World’s Best Halal Culinary Destination dari ajang World Halal Tourism Award 2016. Pencapaian ini tak lepas dari sejumlah tujuan wisata halal, seperti Masjid Raya Sumatra Barat, yang dipandu oleh operator tur halal.

  • Jakarta. Sebagai ibu kota negara, Jakarta tentu memiliki fasilitas umum yang begitu lengkap. Menurut GMTI, Jakarta memiliki 510 hotel dengan sertifikat halal, 5 hotel tipe syariah, 7.795 masjid, 20 situs warisan Islam, dan 19 Muslim-friendly attraction. Tak hanya itu, Jakarta juga berhasil mendapat penghargaan World’s Best Hajj & Umrah Operator pada ajang World Halal Tourism Award 2016.

Gimana? Apakah sekarang kamu sudah lebih paham soal halal tourism dan ingin menjajal satu atau lebih destinasi halal di Indonesia? Kalau iya, daerah manakah yang paling ingin kamu kunjungi?

Sumber: