Perkembangan teknologi membuat akses informasi saat ini sangat mudah didapatkan, menyebabkan daya beli Masyarakat semakin meningkat. Tentunya harus bisa mengontrol untuk mencapai keseimbangan antara hidup di saat ini dan merencanakan masa depan. Seperti membangun dana darurat atau menabung untuk keluarga nantinya.
Meskipun sudah banyak tips & trick saat ini, seringkali sulit bagi banyak orang untuk menabung karena keterbatasan finansial, yang terkadang membuat stress dan overthinking. Fenomena tersebut kemudian membuat Generasi Z menciptakan istilah "soft-saving", dimana menjelaskan pentingnya kebutuhan pribadi dan kesehatan mental alih-alih hanya fokus pada keamanan finansial di masa depan.
Menurut CNET, 2024, "soft saving" adalah sebuah bentuk "soft living", gaya hidup yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan, menetapkan batasan, dan meninggalkan budaya hiruk-pikuk tradisional. Gen Z percaya bahwa bekerja dilakukan untuk memenuhi hidup bukan hidup ini yang dihabiskan untuk bekerja.
Menurut laporan dari Intuit (2023) tentang studi indeks kesejahteraan Gen Z, generasi baru atau Gen Z yang mulai memahami keuangan pribadi cenderung kurang tertarik untuk berpensiun dini atau bahkan merencanakan pensiun sama sekali.
Meskipun Gen Z ingin belajar tentang cara menabung dan berinvestasi, mereka tidak seambisius generasi sebelumnya. Mereka berpikir ingin lebih menekankan pada pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan mental di kehidupan mereka saat ini, daripada menyimpan untuk masa depan yang penuh dengan ketidakpastian (uncertainty).
Saat ini, terdapat banyak kalangan muda yang secara tidak disengaja atau mungkin tanpa menyadarinya, menabung dana mereka dengan pendekatan yang lebih fleksibel. Fenomena ini bukan berarti menjadi ketidakpedulian terhadap persiapan masa pensiun atau kurangnya minat dalam praktik untuk menabung. Sebaliknya, pendekatan yang diambil oleh generasi Z cenderung lebih santai dan tidak terburu-buru, namun tetap realistis dalam memandang kebutuhan finansial jangka panjang.
Generasi Z memiliki pandangan yang sangat berlainan dengan generasi sebelumnya dan konsep yang berbeda tentang kekayaan. Menurut Intuit, hanya 52% dari Gen Z yang menganggap menyisihkan uang untuk pensiun tidak terlalu penting, dibandingkan dengan 58% dari generasi millenial dan 62% dari generasi X.
Akan tetapi, ketidakpastian ekonomi tidak hanya berdampak pada kebiasaan pengeluaran, tabungan, dan investasi mereka saat ini. Ini juga memengaruhi pandangan mereka akan masa depan.
Hampir tiga perempat dari Gen Z yang berpartisipasi dalam laporan Intuit menyebutkan bahwa ketidakstabilan ekonomi membuat mereka ragu untuk menetapkan target keuangan jangka panjang. Selain itu, dua dari tiga anggota Gen Z tidak yakin apakah mereka akan pernah memiliki cukup uang untuk pensiun.
Gen Z sadar akan kestabilan di Tengah ketidakpastian. Menurut Poised, di tengah masa-masa yang sulit ini, bagi mereka gen Z penting untuk fokus pada kesejahteraan mental, memprioritaskan kebutuhan yang esensial daripada keinginan, dan membuat keputusan keuangan yang bijak secara Bersama orang-orang terdekat seperti orang tua. Mereka percaya saat ini adalah waktu yang tepat untuk bersantai sejenak, meninjau kembali apa yang benar-benar penting bagi mereka, dan memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan yang mungkin datang.
Dilansir dari Otoritas Jasa Keuangan, Reksa Dana diartikan sebagai tempat pengumpulan dana dari masyarakat yang dikelola oleh lembaga hukum yang disebut Manajer Investasi. Dana tersebut kemudian diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan KISI Asset Management mengatakan, di zaman yang semakin maju dan terkoneksi seperti sekarang, berinvestasi di pasar saham telah menjadi salah satu cara yang paling menjanjikan untuk mencapai kemandirian finansial. Penting untuk membantu generasi muda, khususnya Gen-Z, memahami dan menggunakan peluang investasi di pasar saham, terutama melalui Reksa Dana, agar mereka dapat mencapai kebebasan finansial.di zaman yang semakin maju dan terkoneksi seperti sekarang, berinvestasi di pasar saham telah menjadi salah satu cara yang paling menjanjikan untuk mencapai kemandirian finansial. Penting untuk membantu generasi muda, khususnya Gen-Z, memahami dan menggunakan peluang investasi di pasar saham, terutama melalui Reksa Dana, agar mereka dapat mencapai kebebasan finansial.
Reksa dana pasar uang adalah salah satu cara berinvestasi yang cocok untuk Generasi Z karena bisa dimulai dengan modal yang rendah, yaitu Rp100.000, dan memiliki risiko yang kecil. Reksa dana pasar uang adalah cara untuk berinvestasi di mana dana disalurkan ke instrumen keuangan dengan jangka waktu singkat dan risiko rendah, seperti deposito bank dan surat utang jangka pendek. Hal ini memudahkan Generasi Z untuk mulai berinvestasi dengan modal yang terjangkau dan dengan risiko yang dapat diterima.
Hampir sama dengan reksa dana, investasi saham cenderung lebih rumit. Menurut CNBC, perbedaan keduanya berada dalam hal kepemilikan. Saham memberikan kepemilikan langsung dalam suatu perusahaan, sementara reksa dana memberikan kepemilikan secara kolektif atas portofolio investasi yang dikelola dari manajer investasi. Saham bisa diperdagangkan di pasar saham, sedangkan pembelian dan penjualan unit reksa dana dilakukan melalui perusahaan manajemen investasi. Ketika kamu ingin berinvestasi di berbagai perusahaan, kamu bisa merencanakan tabungan, melindungi nilai uang kamu dari inflasi dan pajak, serta memaksimalkan pendapatan dari investasi kamu. Tentu, penting untuk diingat bahwa investasi di pasar saham memiliki risiko tersendiri. Sebagaimana investasi lainnya, kamu harus paham hubungan antara risiko dan hasil serta sejauh mana kenyamanan kamu dalam menghadapi risiko itu perlu dipertimbangkan.
Jika kamu ingin lebih santai dalam merencanakan dan mengamankan finansial masa depan, asuransi sangat cocok untuk kamu. Asuransi bukan cuma soal memikirkan skenario terburuk dalam hidup. Ini lebih ke jaring pengaman rencana keuangan kamu. Punya asuransi yang sesuai dengan kebutuhan akan melindungi kamu dan keluarga dari hal-hal tak terduga serta memberikan landasan keuangan yang kuat. Bahkan, selain memberikan perlindungan asuransi bisa jadi salah satu cara untuk memperkaya portfolio investasi kamu dan menambah kepastian di hari tua.
Dana dari asuransi nggak selalu hanya tersedia pada saat kematian, loh. Ada juga kesempatan dana itu bisa ditarik saat masa perlindungan berakhir, meskipun kondisi kamu masih sehat. Nah, kamu bisa manfaatin ini buat nambahin tabungan atau dana darurat buat masa depan. Salah satunya kamu bisa manfaatkan produk FWD Asuransi Jiwa dan Penyakit Kritis Plus.
FWD Asuransi Jiwa dan Penyakit Kritis Plus adalah alternatif terbaik untuk Gen Z untuk amankan Finansial. Kamu bisa mendapatkan perlindungan tanpa perlu pemeriksaan Kesehatan dimana kamu hanya cukup konfirmasi 3 pernyataan kesehatan saja. Dalam satu polis, kamu beserta keluargamu bisa terlindungi denganKamu akan mendapatkan manfaat perlindungan jiwa atau dan penyakit kritis untukmu, serta perlindungan dari tiga penyakit infeksi untukmu dan keluarga. Menariknya lagi, kamu bisa menikmati pengembalian premi hingga 110% apabila polismu masih aktif sampai akhir masa asuransi dan tidak ada klaim selama masa asuransi hingga berakhir. Mari menjadi gen Z yang peduli akan masa depan kamu dan keluarga.
Sumber: