Resesi dan Inflasi, Apa Bedanya?

Passion story

Resesi dan Inflasi, Apa Bedanya?

20 Februari 2024
FWD Insurance

Di akhir tahun 2022 sampai awal tahun lalu, dunia global diramaikan dengan isu soal resesi atau penurunan kegiatan perdagangan yang akan terjadi di tahun 2023. Namun laporan Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Sebab hingga triwulan ketiga tahun 2023, ekonomi nasional secara kumulatif mampu tumbuh 5,05%; meski pada saat yang sama, angka inflasi atau penurunan nilai mata uang di tahun 2023 tercatat sebesar 2,61%. Yuk, simak perbedaan antara resesi dan inflasi dalam kelanjutan artikel ini!

Apa itu resesi?

Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu mengartikan resesi sebagai suatu kondisi ketika aktivitas ekonomi umum mengalami penurunan secara signifikan selama dua kuartal (6 bulan) atau lebih secara berturut-turut. Adapun komponen utama yang dijadikan sebagai tolok ukur penurunan aktivitas ekonomi tersebut adalah angka produk domestik bruto (PDB).

Secara historis, resesi dapat terjadi karena berbagai kontribusi faktor. Beberapa di antaranya adalah guncangan ekonomi yang mendadak, perubahan teknologi, pengelolaan utang yang tidak sehat, gelembung aset milik segelintir kelompok, deflasi (penambahan nilai mata uang), hingga tingkat inflasi yang tinggi. Sebagai akibatnya, terjadilah peningkatan tingkat pengangguran, stagnasi upah pekerja, penurunan tingkat investasi, penurunan pendapatan masyarakat, inflasi dan deflasi yang tidak terkendali, hingga konflik sosial.

Apa itu inflasi?

Bank Indonesia mendefinisikan inflasi sebagai kenaikan barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan barang dan jasa yang dimaksud ini tidak merujuk pada satu-dua barang dan jasa saja, melainkan pada situasi ketika kenaikan harga tersebut telah menyebar luas dan menyebabkan harga barang dan jasa lainnya mengalami kenaikan juga.

Untuk mengukur tingkat inflasi, Badan Pusat Statistik (BPS) selaku lembaga yang bertanggung jawab akan melakukan survei dan mencatat harga barang dan jasa di 90 kota se-Indonesia, kemudian mengumumkannya setiap awal bulan. Meski inflasi membuat konsumen atau masyarakat perlu mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk mendapatkan sebuah barang atau jasa, fenomena ini sebetulnya dibutuhkan dalam lingkup ekonomi makro. Pasalnya, inflasi yang sehat akan meningkatkan produksi barang dan jasa, sehingga membuat ekonomi umum tetap lancar dan tidak berujung resesi.

Itulah mengapa, angka inflasi yang sehat selalu ditentukan oleh pemerintah negara masing-masing. Di Indonesia, tingkat inflasi sehat ditentukan oleh menteri keuangan dan Bank Indonesia. Mengutip dari CNBC Indonesia, inflasi yang dianggap sehat untuk Indonesia tahun ini adalah 2,5%. Sementara itu, inflasi dapat terjadi karena faktor dorongan biaya (ketika harga komoditas barang dan jasa naik), banyaknya uang yang beredar dan sedikit permintaan, serta spekulasi kenaikan harga di masa depan.

Hubungan resesi dan inflasi

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa resesi dan inflasi merupakan dua fenomena ekonomi yang sangat berbeda; namun memiliki keterkaitan satu sama lain. Menurut laman Forbes, inflasi yang tinggi dapat mengindikasikan kemunculan resesi di masa yang akan datang. Hal ini ada kaitannya dengan kenaikan harga dan barang yang dapat disusul dengan penurunan daya beli masyarakat, yang merupakan salah satu ciri atau pemicu resesi.

Laman Fidelity juga menyebut, inflasi dapat menyebabkan resesi apabila bank sentral (dalam hal ini Bank Indonesia) menaikkan suku bunga terlalu banyak untuk mengendalikan inflasi atau ketika kenaikan upah tidak linear dengan tingkat inflasi. Di sisi lain, ketika resesi terjadi berarti aktivitas ekonomi melambat. Situasi ini pada akhirnya dapat memperlambat inflasi.

Nah, itulah dia ulasan mengenai perbedaan resesi dan inflasi. Semoga Passionate People sekarang sudah tahu bedanya secara detail, ya! Supaya keuangan kamu tidak begitu terganggu saat terjadi inflasi atau resesi, siapkanlah rencana keuangan yang matang, buatlah tabungan dana darurat, aturlah pengeluaran secara rutin, serta mulailah berinvestasi produk keuangan seperti FWD Passion Link. Asuransi jiwa unit link FWD Passion Link akan memberikan kamu proteksi finansial yang optimal selagi kamu mewujudkan dan menjalani hidup sesuai passion-mu. Yuk, segera beli!

Sumber:

https://fiskal.kemenkeu.go.id/fiskalpedia/2022/11/10/19-resesi 

https://www.forbes.com/advisor/investing/inflation-vs-recession/ 

https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx 

https://www.cnbcindonesia.com/research/20221104071634-128-385077/mengapa-inflasi-dikendalikan-apa-itu-inflasi-jahat-vs-baik 

https://www.fidelity.com/learning-center/smart-money/inflation-vs-recession#