Bagi seseorang yang sangat mengutamakan penampilan, pastinya selalu ingin menggunakan fashion yang sedang tren saat ini, dari mulai aksesoris dan juga pakaian. Bagaimana dengan passionate people? Apakah termasuk yang seperti itu juga?
Sebenarnya, mengikuti perubahan fashion setiap waktu tidaklah salah. Baik dengan membeli baju baru atau thrifting yaitu membeli baju bekas. Sayangnya, perubahan fashion saat ini tergolong cepat atau yang dikenal dengan istilah fast fashion. Hal ini menyebabkan limbah fashion meningkat dengan tajam setiap waktunya.
Peningkatan ini bisa terjadi karena kualitas pakaian yang kurang baik untuk mengimbangi fast fashion, sehingga usia pakainya pendek. Atau, bisa juga karena penggunanya yang selalu ingin mengikuti perubahan fashion, sehingga pakaian akan lebih cepat disingkirkan meskipun masih layak pakai. Untuk mengatasi permasalahan limbah fashion, upcycling fashion adalah salah satu solusinya.
Upcycling Fashion Untuk Mengatasi Fast Fashion
Fast fashion adalah memproduksi pakaian dalam jumlah besar yang belum lama ditampilkan dalam sebuah pagelaran busana, sehingga masih tren dan kemudian segera memasarkannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sementara, upcycling fashion adalah proses mengubah pakaian bekas yang sudah tidak digunakan lagi menjadi produk dengan nilai yang lebih tinggi. Bisa dikatakan, upcycling fashion adalah proses daur ulang dari pakaian lama sehingga mendukung upaya sustainable fashion untuk menjaga lingkungan.
Namun, upcycling berbeda dengan recycling meskipun keduanya adalah proses daur ulang. Pada recycling, akan melibatkan berbagai proses yang mengubah bentuk material aslinya dalam menciptakan sebuah produk baru. Misalnya proses penghancuran, peleburan, pemurnian, dan lainnya.
Pada upcycling, proses yang dilakukan pada material tergolong sederhana dalam menciptakan sebuah produk baru. Seperti membersihkan, memotong, pewarnaan, dan sebagainya. Dalam upcycling, bentuk material tetaplah sama tanpa adanya proses peleburan dalam pembuatan produk baru.
Upcycling fashion menerapkan konsep daur ulang tanpa melakukan perubahan pada bentuk materialnya. Produk baru tersebut bisa mengalami perubahan bentuk dari produk sebelumnya. Misalnya, kaos yang sudah tidak digunakan diubah menjadi rok. Atau, celana jeans yang digabungkan dengan baju lainnya kemudian berubah bentuk menjadi tas.
Upcycling fashion juga bisa memanfaatkan kain sisa produksi pakaian atau yang sering kamu kenal dengan kain perca. Meskipun kain perca ini memiliki beragam motif, tetapi jika kamu kreatif maka bisa menciptakan sebuah karya yang unik dan bisa diminati oleh banyak orang.
Bahkan, saat ini kamu juga bisa loh membuat produk upcycling fashion sendiri. Sebab, ada cukup banyak konten di internet yang membagikan ide kreatif untuk mengubah pakaian lama menjadi bentuk baru yang unik dan menarik.
Mengapa Upcycling Fashion Penting?
Melansir dari goodstats.id, sekitar 60% konsumen membuang pakaiannya setahun setelah membeli. Salah satu penyebabnya adalah karena tren fashion yang berubah sangat cepat. Sementara menurut The Sustainable Fashion Forum, konsumsi pakaian dunia akan terus meningkat hingga 63% pada 2030.
Tanpa adanya upcycling fashion, maka bisa dipastikan limbah fashion di seluruh dunia akan terus meningkat. Tidak hanya dari pakaian yang hanya dipakai dalam waktu singkat kemudian dibuang, tetapi juga dari limbah sisa produksi atau kain perca yang ada karena produksi pakaian dalam jumlah besar akibat fast fashion.
Selain itu, upcycling fashion juga membantu menjaga alam dengan mengurangi kebutuhan material mentah dalam membuat sebuah produk. Misalnya, dalam membuat baju baru akan dibutuhkan material mentah seperti kapas. Namun, pada upcycling fashion material mentah tidak digunakan karena bahan baku sudah dalam bentuk kain.
Wah, ternyata upcycling fashion sangat penting ya passionate people? Jadi, apakah kamu tertarik untuk membeli produk upcycling fashion? Atau malah tertarik untuk membuat kreasimu sendiri?
Source: