Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang punya beragam kuliner bercita rasa lezat. Saking lezatnya, banyak yang menyukainya, tidak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri. Meski banyak yang suka, sayangnya, beberapa kuliner tradisional khas Indonesia yang dulunya sempat hits sekarang sudah sulit ditemukan, loh. Berikut daftar kulinernya!
Putu Bambu
Masih ingat dengan kuliner bernama Putu Bambu? Walau sekarang sudah jarang ditemukan, namun kalau sudah mendengar penjual putu lewat maka akan terdengar suara yang khas seperti layaknya peluit kereta uap. Kuliner yang identik dengan warna hijau ini biasanya terbuat dari tepung beras bertekstur kasar lalu diberi gula merah sehingga menghasilkan cita rasa gurih dan manis.
Uniknya, kuliner ini dibuat dengan cara dikukus karena itulah kalau penjualnya tidak memakai kukusannya akan keluar suara yang begitu khas. Biasanya, dalam proses pembuatan, adonan putu dimasukkan ke dalam bambu dengan tahapannya yaitu adonan hijau di bagian bawah, gula merah di tengah, dan di atas adonan hijau kembali.
Setelah itu, kue dikukus dan apabila matang akan dikeluarkan dari bambu dengan alat khusus. Lalu, diberi parutan kelapa dan gula. Bentuknya lonjong menyerupai bentuk dalam bambu. Gimana? Kamu masih sering menemukan kulinernya?
Kue Clorot
Kamu yang tinggal di daerah Jawa Tengah, khususnya daerah Purworejo pastinya sudah tidak asing dengan Kue Clorot? Clorot atau cerotot, jelurut, celorot merupakan salah satu kue tradisional khas Purworejo, yang terbuat dari campuran tepung beras, gula merah, santan kelapa, daun pandan, dan sedikit garam.
Cara membuat kue ini terbilang mudah, di mana tinggal mencampurkan semua bahan dan aduk selama kurang lebih 30 menit. Kalau adonan sudah terlihat mengental, maka tinggal memasukkannya ke dalam wadah dari janur atau daun kelapa.
Biasanya, daun kelapa dibentuk sedemikian rupa membentuk sebuah kerucut atau terompet kecil. Lalu, kemudian adonannya dikukus selama satu jam. Setelah adonan matang, clorot pun siap disantap. Apabila baru pertama kali memakannya, mungkin saja kamu akan merasa kesulitan membuka bungkusnya.
Mi Lethek
Apakah kamu tahu Mi Lethek? Kuliner khas Yogyakarta yang sekarang sudah jarang ditemukan. Lethek berasal dari bahasa Jawa yang artinya kusam atau kotor. Ini merujuk pada warna mi yang berbeda dengan yang lainnya, yaitu keabuan. Mi lethek terbuat dari singkong kering (gaplek) dan tepung tapioka.
Cara membuat mi satu ini dimulai dari proses nyelender, yakni mencampurkan kedua bahan, lalu digiling di atas lumpang besar berdiameter dua meter dan memakai batu besar. Biasanya, proses penggilingan mi dibantu dengan sapi. Setelah adonan jadi, mi lethek kemudian dibuat seperti mi kebanyakan dan dikeringkan memakai sinar matahari.
Mi lethek biasanya diolah menjadi berbagai makanan seperti mi Jawa yang dicampur dengan kol, sayur sawi, bakso, telur, dan bahan lainnya. Selain enak, mi ini menyehatkan karena bebas dari bahan pengawet, loh.
Masih banyak sebenarnya kuliner Indonesia lainnya yang sekarang sudah sangat susah sekali menemukannya, seperti:
Bubur Bassang, Makassar,
Sayur Babanci, Jakarta,
Gulo Puan, Palembang,
Grontol, Jawa Tengah,
Kidu, Sumatra Utara,
Pia Telur Gajah, Banyumas,
Kue Rangi, Jakarta.
Wah, sedih sekali ya karena banyak kuliner lezat khas Indonesia yang sulit ditemukan sekarang. Nah, dari sekian banyak kuliner, manakah yang jadi favoritmu?
Source: