Korea Selatan adalah salah satu negara dengan tingkat stres yang sangat tinggi, terbukti dari riset OECD yang menemukan jika negara ini memiliki kenaikan tingkat stres dan kecemasan pasca pandemi. Hal ini juga bisa ditinjau dari makin banyaknya buku-buku terkait kesehatan mental yang ditulis oleh para pengarang asal Korea. Passionate People, berikut adalah buku-buku penulis Korea tentang kesehatan mental yang bisa kamu baca jika sedang mengalami situasi yang sama.
I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki
I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki adalah sebuah memoar karya Baek Sehee, seorang direktur divisi media sosial di sebuah perusahaan penerbit. Buku dengan judul yang terinspirasi dari nama makanan favorit sang penulis ini menceritakan tentang pengalaman Sehee menemui psikiater selama 12 pekan untuk mengobati gangguan depresinya.
Dengan format dialog dan esai, buku ini coba menjabarkan tentang cerita gangguan depresi yang dialami oleh sang penulis. Harapannya, pembaca yang pernah merasa sendirian atau sedang mengalami situasi yang sama dengan Sehee dapat menemukan jalan keluar dari keputusasaan seperti yang pernah dialaminya.
Being Comfortable Without Effort
Being Comfortable Without Effort adalah buku self-help karangan Kim Soohyun yang juga merupakan sekuel dari buku I Decided to Live as Me. Buku ini acap kali disebut sebagai buku panduan untuk hidup nyaman—untuk mereka yang bingung bagaimana cara melindungi diri sendiri dan menghindari konflik.
Melalui narasi, penulis coba memaparkan bahwa hidup yang seimbang atau minim konflik itu perlu dimulai dari mencintai diri sendiri. Dengan begitu, pembaca bisa menemukan keseimbangan antara diri sendiri dan hubungan dengan pihak lain, antara kepercayaan dan ketidakpercayaan, antara batasan dan persetujuan, antara penerimaan dan penolakan, antara kesepian dan kebersamaan, juga antara situasi-situasi lainnya.
Who Will Come to My Funeral When I Die?
Who Will Come to My Funeral When I Die? adalah buku self improvement yang ditulis oleh Kim Sanghyun. Dengan premis tentang kematian, penulis mengajak pembacanya untuk berpikir tentang hidup dan segala persoalannya dari sisi yang lebih positif.
Alih-alih membawa mood yang kelam, Sanghyun malah coba menyampaikan kehangatan, memberikan penghiburan, serta menumbuhkan kekuatan bagi para pembacanya agar dapat menjalani hidup yang lebih baik, meraih mimpi-mimpi, mengatasi kekecewaan yang dihadapi dalam hidup ini, serta tidak menyesali hidup yang sudah dijalani.
The Things You Can See Only When You Slow Down
The Things You Can See Only When You Slow Down adalah buku tentang spiritual wisdom atau pelajaran spiritual yang ditulis oleh Haemin Sunim. Buku ini mengangkat topik tentang dunia yang bergerak terlalu cepat dan manusia-manusia yang merasa “kewalahan” menjalaninya.
Menggunakan prinsip ilmu meditasi, buku ini coba memberi tahu pembacanya bahwa tidak apa-apa kita berjalan lebih lambat dari kecepatan dunia dan tidak lupa juga untuk bersikap penuh kasih serta pemaaf terhadap diri sendiri. Bacaan ini mungkin cocok bagi orang-orang yang memiliki kecenderungan cemas ketika melihat atau merasa dirinya berjalan lebih lambat dari sekitarnya.
Passionate People, itulah dia beberapa buku-buku penulis Korea yang membahas tentang kesehatan mental juga yang bertujuan untuk menolong orang-orang dengan kondisi mental tertentu. Apabila kamu sedang mengalami kondisi yang sama, membaca buku-buku seperti ini mungkin dapat menyemangati kamu dalam menjalani hidup ini.
Sumber:
https://www.william-russell.com/blog/most-least-stressed-cities-in-the-world/
https://www.goodreads.com/book/show/49228706-i-want-to-die-but-i-want-to-eat-tteokpokki
https://www.gramedia.com/blog/rekomendasi-buku-self-improvement-korea-yang-super-populer/
https://www.goodreads.com/en/book/show/57834028 https://apopbooks.com/pages/being-comfortable-without-effort