Literasi Keuangan

Tips Efektif Memutus Generasi Sandwich

24 Januari 2025
FWD Insurance

Ketika mendengar kata “generasi”, mungkin kamu akan langsung teringat dengan pengkategorian berdasarkan usia. Misalnya seperti generasi milenial, gen Z, dan yang sekarang adalah generasi alpha. Namun, sebenarnya generasi juga bisa digunakan dalam pengkategorian di luar usia, salah satunya adalah generasi sandwich.

Mengenal Apa Itu Generasi Sandwich?

Generasi sandwich adalah seseorang yang harus menanggung beban finansial tiga generasi sekaligus, yaitu orang tua, diri sendiri, dan juga anaknya. Disebut sebagai generasi sandwich karena menyerupai makanan tersebut yang terdiri dari roti dengan isian berlapis.

Baca Juga: Belajar Literasi Keuangan dari How to Make Millions Before Grandma Dies

Penamaan generasi ini dipopulerkan pertama kalinya oleh seorang profesor dari University of Kentucky pada tahun 1981. Istilah ini juga digunakan secara resmi pada jurnal The Sandwich Generation: Adult Children of the Aging yang merujuk pada wanita dalam rentang usia 30-40 tahun yang harus menanggung beban finansial tiga generasi.

Yap, generasi sandwich  memang lebih banyak ditemukan pada wanita. Namun, sebenarnya istilah ini dapat digunakan pada pria maupun wanita, selama mereka menjadi penanggung jawab finansial untuk tiga generasi yang telah disebutkan sebelumnya.

Selain itu, makna dari generasi sandwich ternyata juga semakin meluas, tidak hanya merujuk pada orang yang menanggung beban finansial orang tua, diri sendiri, dan anak saja. Bahkan, generasi sandwich saat ini dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:

  1. Traditional sandwich generation: seseorang yang menanggung beban finansial orang tua, diri sendiri dan pasangan, serta anaknya. Ini adalah kategori yang paling umum ditemukan di masyarakat.
  2. Club sandwich generation: seseorang yang menanggung beban finansial tidak hanya tiga generasi saja, tetapi lebih dari itu. Misalnya menanggung beban finansial kakek dan nenek, serta cucu dari anaknya yang telah dewasa dan menikah.
  3. Open faced sandwich generation: seseorang yang belum menikah dan harus menanggung beban finansial orang tua serta saudara secara langsung, misalnya kakak atau adiknya. Kategori ini juga bisa diperluas lagi menjadi extended open faced sandwich generation, di mana kerabat yang ditanggungnya bukan hanya saudara secara langsung, tetapi di luar dari itu. Misalnya, menanggung beban finansial paman, bibi, atau sepupu.

Penyebab Tingginya Generasi Sandwich

Berdasarkan data survei kompas pada tahun 2022, jumlah generasi sandwich di Indonesia mencapai 67% dari penduduk usia produktif.  Tingginya jumlah generasi sandwich dari waktu ke waktu bisa terjadi akibat beberapa hal, di antaranya:

  • Kurangnya pemahaman literasi finansial pada generasi pendahulunya, dalam hal ini adalah orang tua. Dampaknya, orang tua tidak memiliki kesiapan finansial yang cukup untuk menghidupi diri sendiri setelah memasuki usia pensiun.
  • Meningkatnya jumlah masyarakat yang memilih hamil saat usia lebih tua, memungkinkan orang tua tidak sempat mempersiapkan finansial untuk masa tuanya karena fokus untuk membesarkan anak. Biasanya ini dialami pada orang tua dengan kondisi finansial terbatas atau belum berlebih.
  • Banyak anak, banyak rezeki. Banyak orang tua yang menganggap bahwa anak adalah bagian dari investasi, di mana semakin banyak anak maka di masa depan akan semakin banyak yang siap untuk menanggung biaya hidup orang tua di usia pensiun. Itulah mengapa, banyak orang tua yang akan mengusahakan semaksimal mungkin pendidikan yang terbaik demi membuat anak berhasil dari segi finansial.

Tips Memutus Siklus Generasi Sandwich

Menjadi generasi sandwich bukan hal yang mudah, apalagi saat ini orang yang menjadi generasi sandwich sering kali tidak hanya harus menanggung finansial saja, tetapi juga perawatan secara fisik dan mental, sehingga akan sangat menguras waktu, tenaga, dan juga kesehatan mental orang yang menjalaninya.

Sayangnya, generasi sandwich ibarat sebuah siklus atau rantai yang akan terus berputar, di mana seseorang yang menjadi generasi sandwich sangat besar kemungkinannya saat anaknya dewasa nanti, akan melanjutkan peran orang tuanya terdahulu menjadi generasi sandwich juga. Hal itu akan terus berlangsung, sehingga rantai ini perlu diputus agar generasi selanjutnya bisa terbebas dari kemungkinan menjadi generasi sandwich. Caranya? Berikut ini adalah tips yang bisa diterapkan:

Pelajari Literasi Finansial

Secara sederhananya, literasi finansial adalah pengetahuan dan kemampuan dalam pengambilan keputusan serta pengelolaan finansial secara efisien dan efektif. Berdasarkan survei OJK pada tahun 2022, tingkat literasi finansial di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu hanya 49,68%. Untuk memutus rantai generasi sandwich, memahami literasi finansial adalah hal yang wajib.

Baca Juga: Generasi Sandwich dan Tips Kelola Keuangan yang Baik

Cari Sumber Penghasilan Lainnya

Merasa penghasilan yang dimiliki masih sangat minimalis? Maka ada baiknya jika kamu mulai mencari penghasilan tambahan. Saat ini cukup banyak profesi informal yang bisa kamu geluti untuk bisa mendapat penghasilan tambahan, misalnya dengan membuka les privat, kursus online, content writer, influencer, dan berbagai profesi lainnya.

Atur Gaya Hidup

Penghasilan sebesar apa pun pasti akan habis jika kamu tidak bisa mengaturnya. Misalnya, kamu memiliki gaya hidup FOMO, di mana kamu harus selalu mengikuti tren yang ada. Baik itu fashion, konser, event, dan lain sebagainya. Akibatnya, penghasilan yang kamu miliki akan habis begitu saja untuk memenuhi kebutuhanmu untuk selalu eksis.

Ubah Pemikiran Tentang Anak

Anak bukan investasi, ini hal penting yang harus kamu ingat. Jadi, saat kamu memilih sekolah yang terbaik bagi anak, yang harus kamu tanamkan dalam pikiranmu adalah, kamu ingin anak memiliki kehidupan yang lebih baik dari yang kamu alami saat ini. Bukan karena mempersiapkannya untuk menjadi sumber penghasilanmu di masa depan.

Kamu yang saat ini menjadi generasi sandwich, pasti telah paham betapa sulitnya menjadi generasi tersebut. Jadi, yuk, mulai terapkan langkah di atas untuk memutus rantai ini, agar anakmu di masa depan tidak perlu merasakan hal yang sama denganmu.

Selain menerapkan langkah di atas, kamu juga bisa mempersiapkan finansialmu dengan FWD Passion Link. FWD Passion Link merupakan produk asuransi. Komponen investasi dalam FWD Passion Link mengandung risiko. Kamu atau Tertanggung wajib membaca dan memahami ringkasan informasi produk sebelum memutuskan untuk membeli FWD Passion Link. Kinerja investasi masa lalu dalam FWD Passion Link tidak mencerminkan kinerja investasi masa datang.

Sumber:

Tertarik dengan produk FWD Tomorrow Protection?