Sudah siap menyambut tahun baru, Passionate People? Kira-kira apa saja, nih, rencana atau harapan yang sudah kamu buat untuk tahun 2025 nanti? Apakah sudah termasuk planning untuk finansial? Kalau belum, yuk cari tahu dulu apa saja sih prediksi keuangan tahun 2025 dari para pakar ekonomi dalam kelanjutan artikel ini!
RFI Global, sebuah penyedia informasi dan pengetahuan berbasis data yang berfokus pada layanan keuangan, memaparkan setidaknya ada 5 tren keuangan global yang akan terjadi pada tahun 2025. Kelima pergeseran tersebut didorong oleh inovasi digital, disrupsi fintech, dan ekspektasi pelanggan atau konsumen yang terus berkembang di tengah-tengah tantangan global.
Hasil survei RFI Global pada lebih dari 200.000 konsumen dan 60.000 pebisnis di seluruh dunia menunjukkan bahwa:
Selain RFI Global, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) juga sudah mempublikasikan economic outlook atau prospek ekonomi global di tahun mendatang. Organisasi 38 pemerintahan negara maju dengan tujuan merangsang kemajuan ekonomi dan perdagangan dunia ini memprediksikan ekonomi global akan tetap tangguh, meski akan menghadapi tantangan yang signifikan.
Prospek Ekonomi terbaru OECD memproyeksikan pertumbuhan PDB global akan berada pada angka 3,3% pada tahun 2025, naik 3,2% dibanding tahun 2024. Prediksi yang positif juga diberikan pada inflasi, yang diperkirakan akan mereda menjadi 3,8% pada tahun 2025. Sebagai perbandingan, inflasi pada tahun 2025 adalah 5,4%. Penurunan tingkat inflasi global ini didukung oleh kebijakan moneter yang masih ketat di sebagian besar negara.
Lebih lanjut, permasalahan terkait pasar tenaga kerja juga berangsur mereda, dengan tingkat pengangguran tetap rendah menurut standar historis. Volume perdagangan global juga akan mulai pulih. Menurut prediksi, ada peningkatan sebesar 3,6% volume perdagangan global tahun 2025 dibanding tahun 2024.
Lalu bagaimana dengan prediksi keuangan di dalam negeri? Berikut beberapa proyeksi dari para ahli ekonomi Indonesia:
Pada Oktober lalu, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani memprediksi bahwa negara kita akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% year-on-year (YoY) pada tahun mendatang. Proyeksi tersebut didorong oleh angka permintaan domestik dan penguatan reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas serta memperkuat ekonomi.
Selain kedua faktor tersebut, Sri Mulyani juga memaparkan sejumlah faktor lain yang menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025. Faktor-faktor tersebut adalah sektor ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja dan memiliki nilai tambah yang tinggi, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tetap terjaga—khususnya kelas menengah ke atas, investasi ke berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), dan kinerja ekspor nonmigas yang diperkirakan akan meningkat.
Mobilitas masyarakat di hari libur nasional sepanjang tahun 2025 juga diharapkan dapat menjadi salah satu kontributor aktivitas ekonomi, sehingga proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 dapat terwujud.
Angka prediksi yang sedikit berbeda diberikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2024 November lalu, Perry memaparkan bahwa BI memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada rentang 4,8-5,6% tahun 2025 mendatang.
Adapun faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut adalah konsumsi rumah tangga. Meskipun gejolak global sedikit memengaruhi nilai ekspor, BI menilai bahwa ekspor Indonesia masih cukup baik.
Yang menarik, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif tersebut bukan semata analisis dari lembaga keuangan resmi negara—Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia—saja. Melainkan juga dari lembaga-lembaga keuangan internasional, mulai dari IMF, Bank Dunia, OECD, hingga PBB.
Melansir dari laman Bisnis.com, IMF dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2024 dan Bank Dunia dalam laporan Indonesia Economic Prospects edisi Desember 2024 sama-sama memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 berada di angka 5,1%
Angka tersebut diperoleh dari kemampuan Indonesia—dan negara-negara lainnya di dunia—untuk melawan inflasi sepanjang tahun 2024. Namun, Bank Indonesia juga menyoroti bahwa prospek ekonomi Indonesia ini memiliki risiko yang seimbang, di mana risiko negatif mencakup ketegangan geopolitik yang meningkat sekaligus potensi penundaan dalam reformasi fiskal dan struktural.
Sementara OECD dan PBB (melalui United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD)) mengestimasikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,2% atau sama dengan estimasi dari Menteri Keuangan RI. Kendati demikian, Said Abdullah, Ketua Banggar DPR, mengingatkan kita bahwa Indonesia masih berpotensi menghadapi pelemahan konsumsi rumah tangga akibat harga-harga barang dan jasa yang naik pascapandemi.
Wah, ternyata cukup beragam juga, ya, prediksi keuangan tahun 2025 baik di lanskap global maupun nasional? Meski keduanya memproyeksikan ada pertumbuhan ekonomi, Passionate People jangan melupakan kebiasaan bagus untuk menyisihkan sebagian uang kamu sebagai bentuk pengamanan finansial, ya!
Sumber: