Passionate people, pernahkah kamu mendengar istilah job hopping atau kutu loncat? Atau, mungkin saja kamu salah satunya? Ciri khas dari kutu loncat ini adalah kamu akan berpindah kerja dari satu tempat ke tempat lainnya dalam waktu singkat. Nah, mau tahu lebih jelasnya? Yuk, langsung saja kita bahas!
Job Hopping atau dalam istilah Indonesianya yaitu kutu loncat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan karyawan yang suka berpindah-pindah tempat kerja dalam waktu relatif singkat. Job hopping saat ini menjadi fenomena yang banyak ditemui saat ini, pada karyawan generasi milenial dan gen-Z.
Pada generasi sebelumnya atau boomer, karyawan cenderung memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Bisa karena alasan jenjang karir atau alasan lainnya, sehingga mereka akan bertahan di satu perusahaan dalam waktu lama. Sementara generasi milenial dan juga gen z justru sebaliknya.
Fenomena job hopping tentu tidak terjadi begitu saja. Ada hal yang mendasari mengapa fenomena ini bisa terjadi, antara lain:
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, 51% Gen Z bekerja dalam kondisi mental yang kurang sehat. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya pelatihan yang diberikan pada mereka oleh perusahaan untuk mempersiapkan diri menghadapi pekerjaannya. Setidaknya, perusahaan dapat memberikan pengenalan terhadap job desk mereka sebelum melibatkannya secara langsung.
Setiap perusahaan akan memberikan penawaran yang berbeda untuk karyawannya. Bahkan, karyawan di perusahaan yang sama juga bisa mendapatkan benefit yang berbeda tergantung pada jabatannya. Ketika benefit yang ditawarkan dianggap kurang sesuai dengan yang dibutuhkan, maka karyawan akan lebih mudah untuk memutuskan resign dan mencari tempat kerja baru yang memberikan benefit menguntungkan.
Tidak semua karyawan bisa mendapatkan kesempatan untuk naik jabatan. Bagi karyawan yang memiliki ambisi pada jenjang karir, tentunya akan mencari perusahaan yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Selain masalah jenjang karir, pekerjaan yang monoton juga bisa membuat seorang karyawan memilih resign karena merasa tidak adanya tantangan di tempat kerjanya saat ini.
Baca Juga: Sebelum Resign, Pertimbangkan Hal Ini!
Apa yang kamu pikirkan ketika melihat temanmu yang lulus bersama denganmu selalu mem-posting foto wisata atau membeli barang mewah? Mungkin kamu akan merasa, “wah, enak banget tempat kerjanya. Pasti gajinya besar”. Tanpa disadari, hal atau pemikiran ini juga bisa memengaruhimu untuk mengambil keputusan pindah kerja ke tempat lain yang bisa menawarkan penghasilan lebih tinggi.
Job hopping bisa memberikan berbagai dampak positif bagi karyawan yang melakukannya, di antaranya:
Setiap kamu berpindah tempat kerja, artinya kamu harus beradaptasi kembali dengan lingkungan kerja yang baru. Secara tidak langsung kamu akan terlatih untuk beradaptasi di lingkungan baru dalam waktu singkat. Jika tidak, kamu akan terus tertinggal dan tidak akan bisa melakukan pekerjaanmu dengan baik.
Setiap perusahaan mungkin akan memiliki sistem kerja yang berbeda maupun job desk yang sedikit berbeda, meskipun untuk jabatan yang sama. Jadi di setiap perusahaan tempatmu bekerja, kamu akan bisa mendapatkan ilmu baru yang pastinya akan bermanfaat untukmu di masa depan.
Baca Juga: 5 Pekerjaan Ini Cocok Untuk Kamu Pencinta Film
Penghasilan yang lebih tinggi, jaminan sosial maupun jaminan kesehatan yang lebih baik, maupun adanya potensi kenaikan jenjang karir. Kamu bisa memiliki kesempatan mendapatkan berbagai penawaran tersebut saat melakukan job hopping. Namun, tentunya hal ini hanya berlaku pada karyawan dengan kemampuan yang baik atau bahkan spesial, sehingga perusahaan membutuhkannya dan mau untuk memberikan penawaran terbaik. Jadi, pastikan kamu terus mengasah kemampuanmu agar bisa mendapatkan kesempatan ini ya.
Meskipun memiliki berbagai dampak positif, tetapi job hopping juga bisa menjadi boomerang bagi karyawan itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif yang bisa dialami oleh karyawan yang suka menjadi job hopping, yaitu:
Karyawan yang suka berpindah kerja dianggap tidak memiliki loyalitas terhadap perusahaan. Tidak hanya itu, kemampuan kerjanya juga bisa diragukan karena kemampuan kerja sering terbentuk dan terasah dari pengalaman kerja. Jika jangka waktu kerjanya hanya sebentar, maka bagaimana bisa seorang karyawan bisa memiliki kemampuan yang bisa diandalkan?
Apa sebenarnya yang diinginkan oleh seorang karyawan yang sering melakukan pindah tempat kerja? Perusahaan mungkin juga tidak tahu harus memberikan penawaran apa terhadap karyawan tersebut, apalagi jika sebenarnya penawaran yang diberikan perusahaan sebelumnya sudah cukup bagus.
Ini berlaku untuk karyawan yang sering melamar kerja dengan posisi yang berbeda setiap waktunya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa kemampuan akan terasah seiring berjalannya waktu. Lalu, bagaimana bisa kemampuan terasah ketika kamu melamar kerja untuk bagian yang berbeda setiap waktu? Pada akhirnya semua kemampuan yang kamu dapatkan tidak akan maksimal kamu pahami.
Ketiga hal di atas akan berakhir dengan sulitnya kamu mendapatkan pekerjaan, khususnya jika kamu tidak memiliki kemampuan khusus yang dapat menarik minat perusahaan untuk mempekerjakanmu. Penyebabnya, karena perusahaan akan mengeluarkan biaya dan waktu untuk proses rekrutmen. Jika karyawan yang diterima adalah kutu loncat, maka kemungkinan perusahaan harus melakukan rekrutmen lagi dalam waktu dekat cukup tinggi dan tidak banyak perusahaan yang mau mengambil risiko itu.
Itulah berbagai hal mengenai job hopping dan dampaknya, baik positif maupun negatif. Bagaimana denganmu passionate people? Tertarikkah untuk melakukan job hopping atau memilih loyal di tempatmu bekerja sekarang?
Sumber :