Kalau sedang membicarakan soal perekonomian di masa depan, termasuk perencanaan keuangan, pasti gak akan lepas dari yang namanya inflasi. Bahkan, passionate people yang sedang ingin berinvestasi demi keuangan di masa depan, juga pasti mempertimbangkan tentang inflasi. Namun, apa sih sebenarnya inflasi itu? Bagaimana juga pengaruhnya terhadap masa depan nanti? Cari tahu, yuk!
Dilansir dari situs bi.go.id, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan dari pengertian tersebut, artinya tidak semua kenaikan harga barang bisa dinyatakan sebagai inflasi. Misalnya, harga tas tahun lalu 200ribu rupiah dan tahun ini naik menjadi 225ribu rupiah. Namun, hanya harga tas saja yang naik, maka hal ini tidak bisa disebut sebagai inflasi.
Penentuan inflasi tidak bisa dilakukan begitu saja. Misalnya, sekelompok masyarakat tiba-tiba menyatakan terjadinya inflasi. Sebab, perhitungan inflasi yang terjadi di Indonesia dilakukan oleh lembaga resmi, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), melalui pengumpulan data harga berbagai barang dan jasa yang dianggap mewakili konsumsi masyarakat. Setelah itu, akan dilakukan perbandingan dengan harga barang sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah tahapan dalam menentukan tingkat inflasi:
Tentukan periode. Misalnya mengukur inflasi bulan ini dengan bulan sebelumnya, atau tahun ini dengan tahun sebelumnya.
Kumpulkan data. Pengumpulan data seluruh harga barang dan jasa yang akan dibandingkan, sesuai dengan periode yang diinginkan.
Bandingkan. Untuk mendapatkan data akurat, maka harga barang dan jasa yang dibandingkan harus sama persis. Hasil dari perbandingan ini disebut juga Indeks Harga Konsumen (IHK).
IHK merupakan indikator utama dalam menentukan inflasi. Rumus perbandingan yang digunakan dalam menentukan IHK adalah:
IHK saat ini = (Harga rata-rata saat ini/harga rata-rata periode sebelumnya) X 100
Dari hasil IHK inilah BPS kemudian menghitung inflasi yang terjadi pada periode ini. Rumus yang digunakan yaitu:
Inflasi saat ini = ((Indeks harga saat ini - Indeks harga sebelumnya)/Indeks harga sebelumnya) X 100
Untuk periodenya sendiri tergantung pada waktu yang ingin dihitung, apakah inflasi bulanan atau tahunan? Jika inflasi bulanan, maka data yang digunakan adalah bulan ini dengan bulan sebelumnya. Sementara jika inflasi tahunan, maka data yang digunakan adalah data tahun ini dengan tahun sebelumnya.
Pernah dengan inflasi berfluktuasi atau naik-turun? Sebenarnya, dari penjelasan di atas saja sudah bisa terlihat bahwa inflasi tidak mungkin turun, karena pengertian inflasi sendiri adalah kenaikan harga barang. Namun, ketika yang terjadi sebaliknya, di mana barang-barang justru mengalami penurunan harga, maka kondisi tersebut disebut dengan deflasi.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deflasi adalah penambahan nilai mata uang, antara lain, dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli uang yang nilainya menurun; gejala perekonomian yang merupakan akibat keadaan tersebut, seperti penurunan produksi, langkanya lapangan kerja, rendahnya daya beli masyarakat.
Untuk lebih sederhananya, deflasi adalah fenomena turunnya harga barang dan jasa yang terjadi di suatu wilayah secara terus menerus dalam periode waktu tertentu. Penyebabnya adalah karena jumlah peredaran uang lebih rendah dibandingkan dengan barang dan jasa yang tersedia di pasaran.
Bagi kamu yang berada dalam posisi konsumen mungkin akan berpikir bahwa deflasi lebih menguntungkan dibandingkan inflasi. Sebab, kamu jadi bisa mendapatkan barang dan jasa dengan harga lebih murah. Namun, kondisi ini tentunya tidak menguntungkan bagi para produsen. Jika deflasi terjadi secara drastis dan berkepanjangan, maka bisa menyebabkan produsen mengalami kerugian besar-besaran.
Salah satu dampak besar deflasi adalah perusahaan bisa mengadakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada karyawannya yang secara langsung akan menambah angka pengangguran. Dampak jangka panjangnya adalah roda perekonomian di suatu negara akan semakin lesu dan investasi menjadi anjlok.
Tidak hanya deflasi saja yang memiliki dampak bagi perekonomian, dampak inflasi juga bisa terjadi ketika inflasi cukup drastis dan tidak terkontrol, di antaranya:
Mendorong produsen untuk memproduksi barang dan jasa, sehingga perekonomian meningkat
Menurunkan daya beli masyarakat yang tidak mendapatkan penyesuaian inflasi pada pendapatannya
Biaya administrasi tabungan yang lebih tinggi dari bunga akan membuat minat masyarakat menabung jadi rendah
Persentase inflasi di masa depan yang sulit diprediksi membuat produsen kesulitan menentukan harga pokok
Biaya ekspor semakin mahal dan menyebabkan penurunan kemampuan ekspor, sehingga devisa berkurang
Minat investor pada investasi produktif (berinvestasi pada sebuah usaha) menjadi kurang diminati dan lebih memilih berinvestasi pada investasi aset, seperti investasi emas, tanah, properti, dan lain sebagainya.
Tentunya besaran nilai persentase inflasi yang berfluktuasi terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya:
Tekanan dari sisi penawaran (Cost Push Inflation). Terjadi ketika adanya tekanan dari sisi penawaran atau peningkatan biaya produksi. Hal ini bisa terjadi akibat dari depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri, peningkatan harga komoditas akibat kebijakan pemerintah, dan negative supply shocks.
Tekanan dari sisi permintaan (Demand Pull Inflation). Terjadi ketika permintaan akan produk atau jasa lebih tinggi dibandingkan dengan ketersediaannya, sehingga menyebabkan kenaikan harga.
Ekspektasi inflasi. Adanya ekspektasi masyarakat maupun pelaku ekonomi mengenai tingkat inflasi di masa depan, sehingga memengaruhi keputusan konsumen, investor, maupun pelaku ekonomi lainnya.
Ekspektasi tingkat inflasi yang terjadi di masa depan biasanya didasarkan pada data terdahulu atau yang disebut ekspektasi inflasi adaptif, maupun berdasarkan pada nilai analisis dan perkiraan terhadap faktor ekonomi, serta kebijakan yang berpengaruh pada inflasi di masa depan.
Nah, itulah penjelasan mengenai inflasi. Tentunya, jika kamu ingin tetap memiliki kondisi finansial yang baik di masa depan, kamu harus mempersiapkan diri menghadapi inflasi sejak dini. Salah satunya yaitu dengan FWD Fortuna Invest Link dari FWD Insurance. FWD Fortuna Invest Link merupakan produk asuransi. Komponen investasi dalam FWD Fortuna Invest Link mengandung risiko. Kamu atau Tertanggung wajib membaca dan memahami ringkasan informasi produk sebelum memutuskan untuk membeli FWD Fortuna Invest Link. Kinerja investasi masa lalu dalam FWD Fortuna Invest Link tidak mencerminkan kinerja investasi masa datang.
Semoga dengan mempersiapkan diri sejak dini, passionate people jadi gak mengalami masalah terhadap inflasi yang terjadi di masa depan ya.
Source: