The Economist, surat kabar mingguan Inggris, pernah menyatakan kalau tahun 2019 adalah “tahunnya vegan” karena banyak sekali orang beralih menerapkan gaya hidup vegan. Namun ada satu lagi istilah mirip, yaitu vegetarian. Apa beda keduanya? Passionate People, yuk, cari tahu jawabannya!
Apa itu vegan?
Vegan adalah kelompok orang yang tidak makan daging hewan—apa pun spesiesnya—serta tidak mengonsumsi produk susu, telur, dan turunan lainnya (seperti gelatin, madu, pepsin, beberapa bentuk vitamin D3) yang berasal dari hewan.
Melansir dari laman Healthline, orang yang menerapkan gaya hidup ini juga tidak hanya bertujuan untuk menjaga pola makan, tetapi juga berusaha untuk meniadakan segala bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan. Hal ini termasuk memboikot pakaian, ilmu pengetahuan atau medium riset, dan hiburan yang memanfaatkan hewan dalam prosesnya.
Dengan demikian, mereka juga akan menghindari untuk memakai atau memiliki barang-barang dari kulit hewan, wol, sutra, lilin lebah, produk lain yang mengandung lemak hewani, produk lateks yang mengandung kasein (berasal dari protein susu), hingga kosmetik atau produk lain yang diuji coba produsen pada hewan.
Apa itu vegetarian?
Sementara itu, vegetarian adalah kelompok orang yang juga tidak makan daging hewan—apa pun spesiesnya—karena alasan yang sama dengan para vegan. Hanya saja, orang yang menerapkan gaya hidup ini masih mau mengonsumsi produk-produk turunan hewani, seperti susu dan telur, selama hewan-hewan tersebut dipelihara dalam kondisi yang baik dan sesuai standar.
Laman Medical News Today menyebut, untuk mengganti asupan gizi dari daging-dagingan, orang yang menerapkan gaya hidup ini biasanya akan mengonsumsi berbagai buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, serta “pengganti daging” yang terbuat dari jenis-jenis makanan ini.
Berhubung vegetarian tidak “seketat” vegan, pola makan satu ini punya beberapa variasi, di antaranya:
Lacto-ovo-vegetarian. Vegetarian yang menghindari semua jenis daging dan ikan, namun mengonsumsi produk susu dan telur.
Lacto-vegetarian. Vegetarian yang tidak makan daging, ikan, dan telur, tetapi mengonsumsi produk susu.
Ovo-vegetarian. Vegetarian yang tidak makan daging, ikan, dan produk susu, tetapi mengonsumsi telur.
Pescatarian. Vegetarian yang tidak makan daging kecuali ikan dan jenis makanan laut lainnya. Akan tetapi, banyak orang menyebut variasi pescatarian adalah semi-vegetarian karena tidak memenuhi definisi tradisional vegetarian.
Manakah yang lebih sehat?
Kendati variasi makanan yang dikonsumsi cukup beragam, kedua pola makan ini menawarkan manfaat kesehatan yang relatif sama di mana keduanya mendorong orang untuk mengonsumsi lebih banyak makanan utuh kaya antioksidan dan padat nutrisi.
Secara rinci, pola makan vegan dapat membantu penganutnya menjaga kadar kolesterol lantaran tidak mengonsumsi produk susu dan telur sama sekali. Menurut beberapa penelitian pun, diet vegan dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan berbagai berbagai jenis kanker dibandingkan dengan vegetarian.
Sayangnya, pola makan vegan akan membuat penganutnya kekurangan asam lemak omega-3 esensial (khususnya EPA dan DHA yang dibutuhkan untuk fungsi kinerja otak), kalsium, serta vitamin D dan B12.
Di sisi lain, pola makan vegetarian akan mendapatkan kalsium, fosfor, dan vitamin D dari produk susu yang lebih cukup daripada penganut vegan. Jadinya, asupan gizi dari pola makan satu ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan diet vegan.
Nah, itulah dia perbedaan di antara vegan dan vegetarian. Secara definisi dan implementasi, vegan memiliki konsep dan pantangan yang lebih kompleks dibandingan dengan vegetarian. Namun secara faktor kesehatan, keduanya menawarkan kelebihan dan kekurangan yang cukup mirip. Semoga setelah ini kamu tidak lagi bingung tentang perbedaan keduanya, ya, Passionate People!
Sumber:
https://www.healthline.com/nutrition/vegan-vs-vegetarian#vegetarian-diet
https://www.medicalnewstoday.com/articles/325478#weight-loss