Passionate People pernah melihat nasi tumpeng? Atau, malah suka memakannya karena rasanya yang lezat dan terdiri dari beberapa jenis lauk? Pastinya pernah melihat dan memakannya karena nasi tumpeng biasanya sering kali muncul ketika perayaan dan hari spesial.
Misalnya saja, pas ulang tahun, maka banyak yang menyajikan nasi tumpeng untuk disantap bersama keluarga sebagai bentuk rasa syukur karena sudah terlahir ke dunia. Bahkan, saat ada acara pertemuan keluarga pun nasi tumpeng hadir untuk perjamuan yang dimakan dengan keluarga besar.
Nah, bicara soal nasi tumpeng, sebenarnya gimana sih awal mula terciptanya nasi tumpeng? Langsung saja simak penjelasannya di bawah ini, ya!.
Kemunculan nasi tumpeng tidak terlepas dari kondisi geografis Indonesia yang dikelilingi gunung berapi—khususnya di Pulau Jawa. Tumpeng menurut penelusuran dari Wikipedia berasal dari tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia masa lampau yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayamnya Hyang (arwah dari nenek moyang).
Setelah dipengaruhi kebudayaan Hindu, nasi untuk persembahan pada leluhur dibuat membentuk kerucut mirip seperti gunung suci Mahameru—tempat di mana dewa-dewi bersemayam. Meski sudah ada sejak lama, tapi perkembangan nasi tumpeng sering dikaitkan dengan masuknya agama Islam di Pulau Jawa.
Di mana, dulunya tumpengan tidak lagi diadakan untuk persembahan dewa-dewi, namun untuk Tuhan Yang Maha Esa. Bentuk rasa syukur ini biasanya diadakan ketika acara kenduri, ulang tahun HUT RI, dan sebagainya. Namun, sebelum perayaan tersebut masyarakat biasanya mengadakan acara pengajian terlebih dahulu.
Tumpeng dalam tradisi Islam Jawa disebut “Yen Metu Kudu Sing Mempeng”, yang mana kalau diartikan jika keluar maka harus bersungguh-sungguh. Makanya, tumpeng sarat dengan filosofis karena merupakan bentuk representasi dari hubungan antara manusia dengan Tuhan serta manusia dengan manusia.
Selain itu, ada pula buceng, akronim dari kalimat “Yen Mlebu Kudu Sing Kenceng”, yang artinya kebalikan dari sebelumnya, yaitu kalau masuk harus bersungguh-sungguh. Sementara, nasi disebut karena hidangan utamanya adalah nasi, lengkap dengan berbagai macam lauk bercita rasa lezat.
Biasanya, nasi tumpeng disajikan bersama dengan tujuh jenis lauk-pauk berbeda. Diambilnya angka tujuh karena dalam bahasa Jawa disebut “pitulungan” di mana artinya adalah pertolongan. Tentu saja, lauk-pauk tersebut tidak hanya dijadikan sebagai hiasan, akan tetapi semuanya memiliki makna, di antaranya:
Pertama, nasi dilambangkan sebagai makanan pokok yang berasal dari bahan yang bersih dan halal. Kedua, ayam diartikan menghindari sifat sombong, merasa diri benar, dan selalu menyela pembicaraan. Ketiga, ikan lele melambangkan ulet dalam mengatasi semua masalah.
Keempat, ikan teri sebagai lambang kebersamaan. Kelima, telur rebus yang melambangkan manusia diciptakan dengan fitrah sama. Keenam, sayur urap yang terdiri dari beberapa sayuran, setiap sayurannya memiliki makna masing-masing seperti tauge berarti tumbuh, kangkung melindungi, bawang merah pertimbangan yang matang, dan sebagainya.
Ketujuh, ada cabai merah yang tidak hanya dijadikan sebagai pelengkap, namun punya makna yang mendalam yaitu supaya manusia menjadi penerang bagi semua orang. Namun, memang, sekarang lauk-pauk nasi tumpeng jauh lebih fleksibel, akan tetapi tetap mempertahankan jumlahnya.
Tahukah Passionate People, kalau penamaan nasi tumpeng ternyata berbeda-beda tergantung pada acara yang diadakan, lho. Misalnya:
Sering dianggap sulit, padahal membuat nasi tumpeng mudah, lho, asal tahu cara membuat dari urutan memasak lauk sampai mencetak nasi tumpengnya. Gimana caranya, ya?
Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan untuk membuat nasi tumpeng. Akan tetapi, sebelum menyiapkannya, Passionate People harus tahu dulu untuk berapa porsi nasinya. Soalnya, porsi bisa memengaruhi jumlah bahan yang disiapkan dan cetakan tumpengnya. Kalau banyak, maka cetakan yang digunakan tentu harus besar.
Selain alat dan bahan-bahan, penting pula menyiapkan bumbu dasar karena ada banyak elemen yang perlu dimasak ketika membuat nasi tumpeng. Mulai dari; nasi, lauk-pauk, dan hiasannya. Jadi, perlu untuk menyiapkan terlebih dahulu bumbu-bumbu halusnya untuk memudahkan proses memasak.
Elemen nasi tumpeng ada banyak, makanya perlu tahu urutan memasaknya. Sebaiknya, mulai dari lauk-pauk yang membutuhkan lebih banyak waktu ketika memasaknya seperti kentang mustofa, daging ayam, dan sebagainya. Kemudian, beralih ke sambal goreng kentang, telur balado, perkedel kentang, dan lainnya.
Selanjutnya, masuk dalam tahap memasak nasi tumpeng. Ada baiknya memasaknya dengan teknik aron karena lebih tahan lama. Lalu, kalau mau mencetaknya, tidak boleh ketika panas karena akan membuat nasi cepat basi. Sebaiknya angin-anginkan dahulu di atas nampan, kalau sudah tidak ada asap baru mencetaknya.
Demikian penjelasan singkat mengenai nasi tumpeng. Gimana, apakah Passionate People pernah membuatnya untuk acara spesial?
Sumber: