Kuliner

Ragam Sup Khas Indonesia. Kamu Pernah Coba yang Mana?

27 Desember 2024
Oleh FWD Insurance

Passionate People, tahu nggak, sih, kenapa makanan tradisional di suatu daerah itu berbeda dengan daerah lain? Ternyata, jawabannya karena masakan tradisional itu tercipta berdasarkan ketersediaan bahan baku, iklim, tradisi dan praktik memasak, hingga perbedaan budaya. Dengan luas lebih dari 1,9 juta kilometer persegi, nggak mengherankan kalau negara kita punya banyak sekali variasi sup khas, ya?

Apa saja, sih, sup khas Indonesia itu? Yuk, baca kelanjutan artikel ini untuk tahu jawabannya!

Sup Tulang Iga Khas Aceh

Provinsi paling barat Indonesia, Provinsi Aceh, punya sup tulang iga yang khas. Meski bernama dan berbahan dasar yang seragam dengan sup tulang iga dari daerah-daerah lain di Indonesia, penganan berkuah dari daging sapi ini punya nilai unik tersendiri. Yup, tulang iga pada sup tulang iga khas Aceh dimasak dengan rempah-rempah khas, seperti kayu manis, kapulaga, dan cengkih. Rasanya? Tentu segar dan kaya. Biasanya, semangkuk sup ini dinikmati bersama sepiring nasi dan segelas jeruk nipis (dingin ataupun hangat).

Sup Holat

Bergeser sedikit ke arah timur ada sup holat yang merupakan penganan berkuah dari Tanah Suku Batak, tepatnya dari Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatra Utara. Sup holat terbuat dari ikan nila atau ikan mas yang dipanggang kemudian diberi kuah yang terbuat dari potongan pakkat (batang rotan muda), serutan batang pohon balakka, beras sangrai, dan bawang goreng. Dalam bahasa Batak, holat berarti kelat, yang diambil dari cita rasa batang pohon balakka.

Sup Kimlo

Masih dari Pulau Sumatra, ada sup kimlo dari Tanah Palembang yang merupakan hasil akulturasi kuliner Tionghoa. Melansir dari laman Kompas.com, sup berkuah bening ini terdiri dari sohun, jamur kuping, potongan ayam kampung, ikan, udang, bunga sedap malam yang biasa dipakai dalam kuliner khas Tionghoa, dan beraneka sayuran lain sesuai selera pembuatnya. Sup kimlo ini sering menjadi salah satu kuliner di acara pernikahan, lho!

Baca Juga: Yuk, Icip Ragam Jenis Soto yang Ada di Indonesia!

Sup Mutiara

Dari Pulau Kalimantan, tepatnya wilayah Kalimantan Selatan, ada sup mutiara yang juga merupakan hasil akulturasi kuliner masyarakat setempat dengan kuliner Tionghoa. Kata mutiara yang digunakan sebagai nama hidangan berkuah ini merujuk pada bola-bola daging ayam giling dan kentang. Selain penggunaan kentang yang diadon bersama daging ayam giling, sup ini juga dilengkapi dengan sosis, wortel, kacang polong, makaroni, dan jamur. Sup mutiara juga memiliki kuah berwarna putih yang berasal dari susu.

Selat Solo

Dari namanya sudah bisa ditebak, kan, kuliner ini berasal dari mana? Yup, selat solo adalah kuliner berkuah dari Kota Solo di Jawa Tengah. Hidangan ini terbuat dari daging sapi bagian tenderloin, telur rebus, sayur-mayur seperti wortel, selada, kentang, kacang polong, serta rempah-rempah. Usut punya usut, selat solo ini merupakan hidangan yang tercipta sebagai alterasi dari salad Eropa yang dulu banyak disantap oleh orang Belanda di Solo, loh.

Rawon

Ragam sup yang satu ini mungkin tidak asing bagi banyak Passionate People. Sebab, rawon adalah salah satu kuliner Indonesia yang sudah terkenal luas karena mudah ditemukan di mana-mana. Hidangan berkuah hitam ini sendiri merupakan kuliner khas Jawa Timur yang terbuat dari daging sapi rebus dan rempah-rempah tradisional, seperti daun jeruk nipis, serai, dan jahe. Keunikan dari rawon terletak pada kuah hitamnya yang didapat dari penggunaan biji keluak. Semangkuk rawon biasanya disajikan bersama nasi putih, telur asin, tauge atau kecambah, dan sambal. Rasanya? Sedikit asam, pekat, dan tentunya lezat!

Baca Juga: Jalan-Jalan ke Makassar, Kuliner Apa yang Mesti Dicoba?

Konro

Berikutnya ada kuliner berkuah dari Tanah Sulawesi yang bernama konro. Hidangan ini merupakan sup iga sapi asal Kota Makassar yang dimasak menggunakan rempah-rempah tradisional, seperti keluak dan lengkuas. Cita rasa yang ditawarkan adalah gurih dan segar. Yang menarik, sajian sup konro bisa disajikan dalam satu mangkuk berisi iga sapi dan kuah hitam ataupun dalam dua mangkuk, dengan iga sapi dan kuah hitam yang terpisah.

Di Makassar, menu konro juga tersedia dalam varian kering, yaitu iga sapi yang dipanggang dan disajikan dengan saus serupa yang digunakan dalam sup konro. Baik konro kuah campur, konro kuah pisah, atau konro kering; semuanya biasa disantap bersama buras—penganan khas Makassar dari beras dan santan yang dibalut dengan daun pisang kemudian dikukus.

Brenebon

Masih dari Pulau Sulawesi, ada brenebon yang merupakan hidangan berkuah dari Kota Manado, Sulawesi Utara. Kuliner ini terbuat dari kacang merah, daging babi, serta rempah-rempah khas Indonesia, seperti cengkih dan pala. Untuk yang tidak bisa mengonsumsi daging babi, brenebon bisa dibuat menggunakan daging sapi yang berlemak agar menciptakan sup dengan tekstur kental dan gurih. Menurut laman Indonesia Kaya, makanan ini adalah warisan kuliner Belanda yang diadopsi oleh masyarakat Manado.

Bebalung

Ragam sup terakhir dari daftar ini adalah bebalung yang berasal dari Kota Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kuliner berkuah ini dulunya terbuat dari daging kerbau. Namun sejak populasi kerbau menurun, masyarakat setempat menggantinya dengan daging dan sumsum tulang sapi. Beberapa bahkan mencoba gunakan daging kuda sebagai variasi lain. Meski bahan baku utamanya mewah, bebalung dibuat dengan rempah-rempah sederhana, seperti cabai rawit, bawang putih, bawang merah, lengkuas, kunyit, dan jahe.

Nah, itulah dia beberapa macam sup khas Indonesia yang menambah kekayaan kuliner nusantara. Dari beberapa menu sup di atas, ada yang sudah pernah kamu coba, belum, Passionate People? Atau menu sup mana, sih, yang ingin kamu coba setelah membaca artikel ini?

Sumber: