Kuliner

Beragam Kuliner Indonesia yang Identik dengan Tujuh Belasan

10 September 2024
Oleh FWD Insurance

Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk merayakan tujuh belasan atau hari ulang tahun negeri ini. Mulai dari memasang umbul-umbul dan bendera merah putih di depan rumah, membuat perayaan terkait budaya, perlombaan antarwarga, hingga menghabiskan waktu dengan makan-makan. Kira-kira, kuliner apa saja yang biasa dimakan masyarakat Indonesia saat tujuh belasan? Yuk, cari tahu jawabannya dalam kelanjutan artikel ini, Passionate People!

Nasi tumpeng

Kuliner yang pertama adalah nasi tumpeng atau kadang kala juga disebut tumpeng nasi kuning. Dengan bentuk kerucut seperti gunung, nasi tumpeng merupakan hidangan nasi kuning yang disajikan bersama makanan pelengkap, seperti orek tempe, telur yang diiris tipis atau telur rebus, ayam goreng, mi atau bihun, sambal kentang, dan lain sebagainya.

Melansir dari NU Online, nasi tumpeng memiliki makna ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Itulah kenapa nasi tumpeng selalu ada di kala perayaan, tak terkecuali hari ulang tahun Republik Indonesia (HUT RI). Penambahan berbagai macam lauk-pauk di sekeliling kerucutan nasi kuning juga disebut sebagai lambang keragaman suku, etnik, dan budaya di Indonesia.

Saat tujuh belasan, masyarakat beberapa daerah di Indonesia ada juga yang berkreasi dengan membuat nasi tumpeng merah putih. Kombinasi ini sengaja dibuat untuk merepresentasikan bendera negara kita, Bendera Merah Putih. Nah, nasi tumpeng yang satu ini dibuat dari beras merah dan beras putih.

Nasi tiwul

Meski bernama ‘nasi’, kuliner Indonesia khas tujuh belasan ini bukan terbuat dari beras sebagaimana nasi tumpeng. Pasalnya, nasi tiwul merupakan makanan yang terbuat dari tepung gaplek atau singkong yang dikeringkan lalu ditumbuk hingga halus. Di daerah Jawa Timur dan sekitarnya, tiwul sering kali menjadi makanan pengganti nasi karena kandungan karbohidratnya yang sama besar dengan nasi putih biasa. Selain itu, nasi tiwul juga mengandung vitamin C, vitamin B kompleks, kalsium, zat besi, protein, dan fosfor.

Di kala tujuh belasan, nasi tiwul biasa dimasak dan disantap oleh masyarakat Indonesia sebagai bentuk pengingat akan masa sulit perjuangan para pahlawan di zaman penjajahan dulu. Seporsi nasi tiwul biasanya disajikan bersama kelapa parut, gula merah, berbagai jenis lauk (seperti opor ayam, tahu dan tempe bacem, urap sayur, ikan asin), dan sambal bawang.

Ayam tuturuga

Kuliner Indonesia lain yang biasa ada saat tujuh belasan adalah ayam tuturuga. Ini merupakan makanan khas masyarakat Suku Minahasa, salah satu suku asli di Provinsi Sulawesi Utara. Sekilas, ayam tuturuga tampak seperti menu opor ayam yang sudah terkenal di seluruh Indonesia. Bedanya, kudapan satu ini dimasak dengan rempah dan cabai yang lebih banyak, juga daun kemangi yang memberikan aroma harum.

Dalam bahasa Minahasa, tuturuga sebetulnya memiliki arti “penyu” yang merepresentasikan bahan dasar kudapan satu ini, yaitu penyu. Namun karena hewan ini sudah dikelompokkan sebagai hewan yang dilindungi, bahan dasar makanan ini diubah menjadi daging babi, sapi, atau ayam. Saat tujuh belasan, menu ayam tuturuga biasa dihidangkan bersama nasi hangat untuk disantap bersama-sama.

Nasi tutug oncom

Kalau nasi tumpeng berasal dari Tanah Jawa, nasi tutug oncom adalah kudapan khas tujuh belasan yang berasal dari Tanah Sunda di Jawa Barat. Makanan ini terbuat dari oncom berkualitas, kencur, dan nasi putih yang pulen, serta disajikan bersama aneka macam lauk (seperti ayam goreng, tempe goreng, tahu goreng, dan lainnya).

Secara penyajian, nasi tutug oncom mungkin tidak semegah nasi tumpeng. Namun, hidangan satu ini menjadi salah satu kesenangan warga Sunda, terutama ketika ada perayaan atau jahatan besar. Tak ayal, warga juga senang menggelar lomba memasak nasi tutug oncom sebagai salah satu kegiatan kemerdekaan RI.

Bubur merah putih

Selanjutnya ada bubur merah putih. Hidangan ini merupakan sajian bubur dari gula merah (untuk yang warna merah) dan santan kelapa (untuk yang warna putih) yang disajikan secara bertumpuk sesuai warnanya bendera negara kita. Karena itu, bubur merah putih paling sering ada ketika tujuh belasan. Makanan satu ini juga dimaknai sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan yang telah kita dapatkan.

Telok pindang

Kuliner satu ini lebih cocok disebut sebagai lauk alih-alih hidangan utama. Yup, telok pindang adalah sajian telur ayam rebus yang dimasak dengan cara pindang selama 5 jam. Rempah-rempah yang digunakan dalam air rebusan pindang adalah daun salam, gula merah, kulit bawang, dan asam jawa. Alhasil, cita rasa dari telok pindang adalah asam.

Melansir laman Sayurbox, menu ini disebut-sebut sebagai menu istimewa di masa kolonial Belanda. Pasalnya, ini adalah penganan yang biasa ada ketika perayaan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina. Itulah kenapa telok pindang sering ada saat tujuh belasan, yang bertujuan untuk mengenang masa-masa dulu.

Klepon merah putih

Menu terakhir yang biasa ada saat tujuh belasan adalah klepon merah putih. Makanan ringan ini terbuat dari beras ketan, dibentuk bulat-bulat kecil, dan bagian tengahnya diisi gula merah lumer. Setelahnya, klepon dibalur dengan parutan kelapa.

Normalnya, klepon berwarna hijau karena dibuat menggunakan daun pandan juga. Ketika tujuh belasan, pemrosesan klepon tidak menggunakan daun pandan, melainkan pewarna makanan untuk menciptakan warna merah dan putih sesuai dengan warna bendera kita.

Nah, itulah dia beragam kuliner Indonesia yang identik dengan tujuh belasan. Kalau kamu, biasanya melakukan aktivitas apa saat HUT RI, nih, Passionate People?

Sumber: