Kesehatan

Penyakit Saraf Itu Apa Saja, Ya? Cek Listnya di Sini!

24 Januari 2025
Oleh FWD Insurance

Melansir dari Alodokter, sampai saat ini, penyakit saraf masih menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Penyakit saraf sendiri diartikan kondisi medis yang terjadi di bagian sistem saraf tubuh, termasuk otak, sumsum tulang belakang, dan saraf yang menghubungkan saraf pusat dan sistem saraf perifer.

Biasanya, ketika mengalami penyakit saraf ini, maka bisa menyebabkan penderitanya kesulitan bergerak, berbicara, berpikir, bahkan sampai hilang ingatan. Maka dari itu, supaya penyakit saraf ini tidak menyerang, yuk, ketahui beberapa jenis-jenis penyakit saraf di kelanjutan artikel ini!

Stroke

Menempati urutan ketiga penyebab kematian di dunia dan berada di urutan pertama penyebab disabilitas, stroke merupakan salah satu penyakit pada sistem saraf yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah atau mengalami penyumbatan. Dampaknya, menyebabkan otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen sehingga memicu kematian jaringan atau sel.

Stroke terdiri dari dua bagian, yakni stroke iskemik dan stroke hemoragik. Di mana, stroke iskemik terjadi karena pembuluh darah arteri mengalami penyempitan karena itulah mengakibatkan aliran darah ke otak berkurang. Sementara, stroke hemoragik terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga menimbulkan perdarahan. Pemicu kondisi ini beragam seperti dinding pembuluh darah lemah, hipertensi tidak terkendali, dan sebagainya.

Gejala stroke bisa berbeda pada setiap penderita karena penyakitnya terjadi secara mendadak. Namun demikian, ada beberapa gejala awal yang biasanya kerap dialami oleh penderita stroke, di antaranya:

  • Sakit kepala yang diikuti dengan rasa mual dan muntah,
  • Kesulitan berbicara dan memahami perkataan orang lain.
  • Lumpuh pada anggota tubuh tertentu seperti tangan, kaki, wajah.
  • Alami gangguan penglihatan seperti mata buram atau gelap yang terjadi secara mendadak.

Baca Juga: PPOK: Apa Itu dan Bagaimana Gejalanya?

Epilepsi

Dilansir dari Halodoc, World Health of Organization (WHO) mengungkapkan jika 50 juta orang di dunia menderita eplepsi. Penyakit epilepsi atau masyarakat mengenalnya dengan penyakit ayan merupakan kondisi medis yang menyebabkan seseorang mengalami kejang secara berulang. Epilepsi bisa menyerang siapa saja dari berbagai kelompok usia, namun kondisinya bisa terjadi ketika masih anak-anak atau sudah berusia 60 tahun.

Belum diketahui secara pasti penyebab munculnya epilepsi. Namun demikian, ada beberapa kondisi yang disinyalir bisa memicu kondisinya seperti menderita celebral palsy, meningitis, dan cedera otak. Tidak hanya itu, kondisi lain seperti demensia, stroke, faktor genetik juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena epilepsi.

Umumnya, gejala dari epilepsi ini adalah kejang berulang yang tidak berlangsung lama. Selain itu, penderitanya juga akan merasakan beberapa gejala lain, antara lain:

  • Otot terasa kaku
  • Tremor di sebagian atau seluruh tubuh
  • Merasa kebingungan untuk sementara waktu
  • Gerakan menyentak tidak terkendali di kaki dan tangan
  • Tatapan kosong karena terlalu lama fokus pada satu titik
  • Kejang yang disertai dengan tubuh kehilangan kesadaran dan menegang

Alzheimer

Alzheimer merupakan salah satu kondisi medis yang terjadi di bagian otak dan mengakibatkan menurunnya kemampuan bicara, berpikir, kognitif, ingatan, dan perilaku. Alzheimer kerap menyerang penderita berusia lebih dari tahun 60 tahun atau lansia (lanjut usia). Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan orang dewasa yang masih muda pun bisa mengalami alzheimer.

Mengutip dari Halodoc, penyebab munculnya penyakit ini karena protein yang ada di dalam otak gagal berfungsi sehingga mengganggu kinerja neuron (sel otak). Proteinnya yaitu neurofibril yang berperan dalam membawa nutrisi ke otak. Jika jalurnya salah, maka dapat mengganggu pengiriman nutrisi ke otak. Selain itu, ada juga beta-amiloid yang dapat menimbulkan efek beracun sehingga mengganggu komunikasi antar sel di otak.

Adapun beberapa gejala yang akan dirasakan jika mengalami alzheimer adalah sebagai berikut:

  • Kehilangan memori, ditandai dengan lupa nama benda yang suka dipakai, lupa nama anggota keluarga, tersesat di tempat yang dikenali, lupa meletakkan barang, mengulangi pertanyaan dan pernyataan.
  • Kehilangan nalar, ditandai dengan kesulitan untuk mengelola keuangan, kesusahan ketika melakukan dua pekerjaan sekaligus, hingga kesulitan berkonsentrasi dan berpikir sehingga menyebabkan penderita tidak bisa berhitung.
  • Penurunan kemampuan, ditandai dengan salah dalam membuat keputusan dan memberikan penilaian tidak masuk akal.
  • Perubahan kepribadian dan perilaku, ditandai dengan muncul delusi, perubahan pola tidur, tidak percaya pada orang lain, perubahan suasana hati, tidak mau bergaul, apatis, bahkan sampai depresi.

Baca Juga: Kanker Paru-Paru, Apa Gejala Awal dan Penyebabnya?

Neuropati Perifer

Neuropati perifer diartikan kondisi medis yang menyebabkan munculnya gejala mati rasa, nyeri di bagian tangan dan kaki, hingga kelemahan akibat saraf perifer atau saraf tepi mengalami kerusakan. Mengutip dari Halodoc, saraf tepi memiliki fungsi mengirimkan sinyal fisik ke otak.

Bukan cuma itu, saraf ini juga berperan penting menyampaikan perintah dari otak ke organ tubuh, seperti mengatur tekanan darah, mengeluarkan keringat, hingga menggerakkan tubuh. Penyebab kondisi ini antara lain gangguan sumsum tulang belakang, tumor, gangguan bawaan, infeksi, diabetes, penyakit autoimun, dan lainnya.

Untuk gejala yang ditimbulkan jika mengalami neuropati perifer, misalnya:

  • Kurang koordinasi dan lebih mudah terjatuh.
  • Kesemutan di kaki dan tangan kemudian menjalar ke bagian atas.
  • Apabila saraf motorik terpengaruh maka dapat menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan otot.
  • Intoleransi panas, perubahan keringat, masalah pencernaan, dan perubahan tekanan darah ketika saraf otonom terganggu.

Selain keempat penyakit di atas, masih ada beberapa penyakit lainnya yang terjadi di sistem saraf, seperti:

  • Meningitis, radang selaput otak yang sering terjadi pada remaja, anak-anak, dan bayi. Penyebabnya karena infeksi bakteri dan virus.
  • Multiple Sclerosis, kondisi medis yang terjadi di sumsum tulang belakang dan otak. Penyebab kondisi ini belum diketahui pasti, tapi penyakit autoimun disinyalir menjadi pemicunya.
  • Bell’s Palsy, kelemahan atau kelumpuhan sementara di otot wajah yang menyebabkan salah satu sisi wajah penderita menjadi kaku sehingga membuatnya kesusahan untuk menutup mata dan tersenyum.

Itulah dia beberapa jenis penyakit saraf yang menyerang tubuh. Yuk, jaga kesehatan supaya tubuhmu tidak mudah diserang penyakit. Bukan cuma itu, proteksi juga diri dengan asuransi FWD Hospital Care Protection dari FWD Insurance Indonesia. Produk asuransi ini memberikan kebebasan memilih kelas perawatan selama masih masuk ke dalam plan asuransi dan bisa digunakan di  mana saja.

Sumber :

Tertarik dengan Produk FWD Hospital Care Protection?