Cara seseorang bisa mengidap sebuah penyakit memang beragam. Ada yang disebabkan oleh faktor genetik, hormon, lingkungan, hingga gaya hidup. Tapi, tahu enggak, sih, kalau ada beberapa penyakit yang hanya diidap oleh perempuan? Kalau belum tahu, yuk baca kelanjutan artikel ini untuk tahu jawabannya!
Passionate People, pernah terpikir enggak sih kenapa ada penyakit yang hanya diderita laki-laki dan ada penyakit yang hanya diderita perempuan? Jawaban paling utamanya tentu karena perbedaan organ yang dimiliki laki-laki dan perempuan, yaitu organ reproduksi.
Tapi, banyak sifat atau penyakit kompleks—seperti penyakit menular dan autoimun, kanker, paparan xenobiotik (zat asing bagi tubuh), penyakit perkembangan saraf dan neurodegeneratif, sampai hasil vaksinasi—menunjukkan kalau ada kerentanan yang berbeda antara tubuh laki-laki dan perempuan.
Menurut penelitian tentang peran epigenetik terhadap kerentanan penyakit pada spesifik gender, sistem kekebalan tubuh perempuan secara umum merespons patogen (parasit yang menimbulkan penyakit) dengan lebih efisien. Di sisi lain, hal ini justru dapat menyebabkan respons imun yang terlalu reaktif, sehingga perempuan cenderung lebih rentan mengidap penyakit autoimun dibanding laki-laki.
Jadi, apa saja, sih, penyakit yang biasanya hanya diderita perempuan? Berikut jawabannya!
Baca Juga: Penyakit Autoimun Kerap Terjadi pada Wanita
Penyakit yang pertama bernama Turner syndrome atau sindrom Turner. Ini merupakan sindrom yang terjadi ketika satu dari dua kromosom X (kromosom seks) seorang perempuan hilang sebagian atau seluruhnya. Kondisi kromosom X yang seperti ini terjadi secara acak ketika bayi berada dalam kandungan. Artinya ketika lahir, bayi tersebut sudah memiliki sindrom Turner.
Menurut laman Cleveland Clinic, sindrom ini terjadi pada 1 dari setiap 2.500 kelahiran bayi perempuan di seluruh dunia. Dampak dari sindrom ini adalah masalah pada perkembangan tubuh, seperti ukuran tubuh sedikit lebih kecil dari rata-rata bayi, cacat jantung, perlambatan pertumbuhan, perkembangan seksual yang “terhenti” di masa remaja, gangguan pada siklus menstruasi, hingga kesulitan hamil.
Karena menyerang kromosom, sindrom Turner tidak bisa dicegah dengan cara apa pun. Penyakit langka ini juga tidak memiliki obat maupun metode penyembuhan total. Namun, beberapa obat dan terapi tertentu dapat membantu mengatasi atau mengurangi gejala sindrom Turner, seperti terapi hormon pertumbuhan, terapi estrogen, dan progestin siklik.
Penyakit yang kedua adalah kanker serviks. Seperti namanya, masalah kesehatan ini memengaruhi organ serviks atau area yang menghubungkan rahim (uterus) dan vagina. Kanker serviks umumnya disebabkan oleh infeksi atau paparan Human papillomavirus (HPV) yang ditularkan melalui kontak seksual.
Nah, HPV sebetulnya tidak berbahaya pada kebanyakan orang. Namun ada kelompok tertentu yang ketika terinfeksi virus ini akan mengalami perubahan DNA pada sel-sel sehat dalam serviksnya. Akibatnya, sel-sel tersebut berkembang biak dengan kecepatan di atas normal, hingga membentuk massa yang disebut tumor. Tumor ini nantinya menjadi ganas dan dapat menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Selanjutnya, tumor ganas (kanker) melepaskan diri dan menyebar ke bagian tubuh lain untuk merusaknya.
Beberapa kelompok perempuan yang rentan terkena kanker serviks adalah perokok, memiliki lebih dari satu pasangan seksual, melakukan hubungan seksual pada usia dini, terkena infeksi seksual menular lainnya (seperti herpes, klamidia, gonore, sifilis, dan HIV/AIDS), memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan pernah terpapar obat pencegah keguguran (dietilstilbestrol) saat berada dalam kandungan.
Untungnya, risiko kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi HPV sebelum berhubungan seksual, tes Pap smear secara rutin, menerapkan aktivitas seksual yang aman dengan menggunakan alat kontrasepsi, serta tidak merokok.
Sementara itu, penanganan kanker serviks akan bergantung pada beberapa faktor, mulai dari stadium kanker, kondisi kesehatan lain yang dimiliki penderitanya, serta preferensi pasien. Beberapa opsi yang mungkin dilakukan adalah operasi atau pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, terapi yang ditargetkan, imunoterapi, serta perawatan paliatif (obat yang meredakan rasa sakit).
Untuk menghindari risiko finansial akibat kanker serviks, Passionate People bisa membeli Asuransi Kanker FWD Cancer Protection dari FWD Insurance Indonesia buat kamu, pasangan, anak, ataupun ibu kamu, loh. Dengan premi yang murah, Asuransi Kanker dari FWD Indonesia ini akan memberi kamu manfaat 100% Uang Pertanggungan jika kamu terdiagnosis kanker di payudara, rahim, saluran tuba, vulva, vagina, serviks uteri, usus besar, rektum, alat kelamin pria, testis, paru-paru, hati, perut, nasofaring, atau kandung kemih.
Baca Juga: 3 Kanker Paling Umum pada Wanita Indonesia
Penyakit yang terakhir dalam daftar ini adalah Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau sindrom polikistik ovarium. PCOS terjadi ketika indung telur menghasilkan hormon androgen dalam jumlah yang sangat tinggi.
Meski begitu, ahli medis belum bisa menyimpulkan faktor apa yang membuat tubuh seorang perempuan menghasilkan hormon androgen secara berlebihan hingga menyebabkan ketidakseimbangan pada hormon reproduksi. Yang sudah diketahui adalah PCOS akan membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur, menstruasi menjadi terlambat (menarche), dan waktu ovulasi yang tidak dapat diprediksi.
PCOS juga merupakan salah satu penyebab utama ketidaksuburan perempuan serta dapat meningkatkan risiko mengidap kondisi kesehatan lainnya, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, kanker endometrium, gangguan tidur sleep apnea, sampai depresi dan kecemasan.
Sayangnya, tidak ada juga cara yang sudah terbukti dapat mencegah atau mengurangi risiko PCOS. Kalau mau mencoba, kamu bisa membiasakan untuk menerapkan gaya hidup sehat, mulai dari mengonsumsi makanan bergizi, melakukan olahraga secara teratur, mengatur berat badan yang sehat, serta rutin melakukan check up pada obgyn.
Nah, itulah dia alasan kenapa perempuan punya penyakit “khusus”, terutama yang berhubungan dengan sistem kekebalan imun serta 3 contohnya. Semoga informasi dalam artikel ini bisa menambah wawasan kamu, ya, Passionate People!
Sumber:
National Library of Medicine, Gender Specific Differences in Disease Susceptibility: The Role of Epigenetics
Cleveland Clinic, Turner Syndrome
Cleveland Clinic, Cervical Cancer
Cleveland Clinic, Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Dengan mengakses situs kami, kamu telah menyetujui Kebijakan Privasi untuk penggunaan cookies kami dan Kebijakan Data Pribadi.