Pengeluaran kesehatan di Indonesia terus mengalami tren peningkatan yang cukup signifikan sehingga menjadi tantangan bagi banyak kalangan. Situasi ini tidak hanya berdampak pada mereka yang menggunakan layanan asuransi, tetapi juga mayoritas masyarakat yang membayar biaya kesehatan dari kantong pribadi.
Seiring dengan naiknya harga pengobatan, obat-obatan, dan layanan medis lainnya, kebutuhan kartu BPJS Kesehatan atau asuransi seperti asuransi kesehatan menjadi semakin penting untuk mendapatkan perawatan terbaik di rumah sakit. Yuk, cari tahu fakta-faktanya.
Kenaikan biaya kesehatan berpengaruh besar terhadap kehidupan kita, baik yang memiliki kartu BPJS Kesehatan, asuransi kesehatan selain BPJS¹, maupun yang tidak memiliki asuransi kesehatan sama sekali. Bahkan menurut Mercer Marsh Benefits, inflasi medis di Indonesia diperkirakan mencapai 19% di tahun 2025².
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi sektor kesehatan menunjukkan tren naik yang konsisten. Sebagai contoh, pada tahun 2022, inflasi kesehatan³ tercatat sebesar 0.25%, dan pada tahun 2023 meningkat menjadi 0.34%. Tabel berikut ini memperlihatkan gambaran angka-angka kenaikan yang terjadi dalam lima tahun ke belakang.
Inflasi Tahunan (Y-on-Y) (2022=100) Menurut Kelompok dan Sub Kelompok 05 Kesehatan (Persen) | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 (per November) |
Inflasi Tahunan (Y-on-Y) (2022=100) Menurut Kelompok dan Sub Kelompok 05 Kesehatan (Persen) | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 (per November) |
Kesehatan | 0.23 | 0.14 | 0.24 | 0.48 | 1.87 |
Obat-obatan dan Produk Kesehatan | 0.31 | 0.17 | 0.28 | 0.25 | 1.87 |
Jasa Rawat Jalan | 0.27 | 0.15 | 0.28 | 0.13 | 2.11 |
Jasa Rawat Inap | 0.22 | 0.13 | 0.24 | 0.05 | 1.52 |
Jasa Kesehatan Lainnya | 0.22 | 0.16 | 0.21 | 0.79 | 2.47 |
Selain itu, laporan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam "Profil Kesehatan Indonesia 2023" mengindikasikan bahwa biaya pengobatan dan perawatan medis terus meningkat⁴ seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan layanan kesehatan yang lebih kompleks.
Salah satu faktor utama kenaikan biaya kesehatan adalah tingginya harga obat-obatan dan teknologi medis⁵ yang terus meningkat. Banyak bahan baku obat yang diimpor, dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mempengaruhi harga bahan-bahan ini. Selain itu, inovasi medis yang terus berkembang seperti peralatan diagnostik modern atau metode pengobatan canggih juga sering kali datang dengan harga mahal.
Negara perlu melakukan pengembangan dan update terhadap teknologi medis terutama karena jenis penyakit semakin beragam. Tetapi dampaknya adalah meningkatnya biaya layanan kesehatan yang harus ditanggung masyarakat.
Kenaikan biaya kesehatan juga dipengaruhi oleh tingginya permintaan terhadap layanan kesehatan. Indonesia mengalami pertumbuhan populasi yang pesat, dan angka harapan hidup pun meningkat.
Selain itu, ada peningkatan jumlah kasus penyakit degeneratif, seperti diabetes dan penyakit jantung, yang membutuhkan perawatan jangka panjang. Tingginya permintaan ini memberikan tekanan pada fasilitas kesehatan, yang berdampak pada peningkatan biaya layanan secara keseluruhan.
Jumlah rumah sakit, klinik, dan tenaga medis di Indonesia masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Hal ini diperparah dengan distribusi fasilitas dan tenaga kesehatan yang tidak merata⁶, di mana wilayah terpencil sering kali kekurangan dokter dan fasilitas kesehatan yang memadai. Keterbatasan ini meningkatkan biaya pelayanan, terutama di daerah yang harus mendatangkan tenaga medis atau alat dari tempat lain.
Berdasarkan hasil survei ekonomi nasional (Susenas) yang dilakukan BPS tiga tahun terakhir, disebutkan oleh kumparan.com, banyak masyarakat Indonesia yang masih harus membayar biaya kesehatan secara out-of-pocket atau dari kantong sendiri7. Meskipun BPJS Kesehatan telah membantu sebagian besar masyarakat mendapatkan akses ke layanan kesehatan, sistem ini masih memiliki keterbatasan.
Kendala anggaran, antrian panjang, dan fasilitas yang terbatas membuat banyak orang merasa bahwa kartu kesehatan BPJS saja tidak cukup. Ini memaksa sebagian besar masyarakat untuk menggunakan dana pribadi mereka atau mencari alternatif asuransi kesehatan selain BPJS Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yang tidak tercukupi.
Banyak orang mengandalkan BPJS Kesehatan untuk perlindungan dasar kesehatan. Namun, dengan meningkatnya biaya kesehatan, apakah kartu BPJS kesehatan cukup? Adakah asuransi kesehatan selain BPJS Kesehatan?
Kartu BPJS kesehatan memberikan perlindungan dasar bagi masyarakat dan menjangkau banyak orang dengan biaya yang relatif terjangkau. Bagi sebagian besar penduduk, kartu BPJS Kesehatan menjadi pilihan utama karena dapat menekan biaya pengobatan dan memberikan akses layanan kesehatan yang lebih luas. Ini menjadi solusi bagi mereka yang membutuhkan perlindungan kesehatan, khususnya bagi kalangan berpenghasilan rendah.
Namun, kartu BPJS kesehatan tidak selalu mencakup semua jenis pengobatan atau obat-obatan tertentu. Hal ini bisa menimbulkan masalah ketika seseorang menghadapi kondisi medis serius yang membutuhkan biaya tinggi. Kekurangan cakupan ini mendorong masyarakat mencari opsi lain untuk memastikan perlindungan kesehatan yang lebih lengkap.
Bagi masyarakat yang merasa BPJS Kesehatan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan medis, tersedia berbagai pilihan kartu kesehatan selain BPJS Kesehatan yang dapat menjadi solusi. Kartu ini biasanya ditawarkan oleh perusahaan asuransi swasta dengan manfaat tambahan, seperti cakupan untuk pengobatan spesialis atau fasilitas premium.
Selain itu, ada juga opsi asuransi kesehatan selain BPJS Kesehatan yang menawarkan perlindungan lebih luas, seperti untuk penyakit kritis, rawat inap, atau perawatan di luar negeri. Dengan memilih kartu BPJS Kesehatan atau asuransi tambahan yang sesuai, kamu bisa mendapatkan perlindungan maksimal untuk kebutuhan medis yang lebih kompleks, sehingga finansial tetap terjaga.
Asuransi kesehatan selain BPJS Kesehatan seperti asuransi kesehatan swasta menawarkan cakupan yang lebih luas, termasuk akses ke perawatan spesialis dan obat-obatan tertentu yang mungkin tidak di-cover BPJS.
Beberapa alternatif asuransi populer seperti asuransi FWD Insurance di Indonesia mencakup produk dari perusahaan yang menawarkan berbagai paket asuransi kesehatan dan penyakit kritis. Alternatif ini dapat membantu mengatasi keterbatasan kartu BPJS Kesehatan dan memberikan perlindungan yang lebih sesuai dengan kebutuhan individu.
Memiliki asuransi kesehatan yang tepat, baik kartu BPJS Kesehatan maupun kartu kesehatan selain BPJS, dapat menjadi investasi menjaga kestabilan finansial saat menghadapi kebutuhan medis mendesak. Sebagai contoh, produk asuransi menawarkan berbagai pilihan menyesuaikan kebutuhan dan rancangan keuanganmu. Rasanya tidak akan pernah terlalu dini untuk merencanakan keuangan dan mempersiapkan perlindungan kesehatan yang memadai sedini mungkin.
Salah satu asuransi yang bisa kamu pertimbangkan adalah Asuransi Bebas Handal. Dengan kontribusi mulai dari Rp75 ribu per bulan, kamu bisa mendapatkan pertanggungan hingga Rp100 juta per tahun. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan manfaat tunai harian jika kamu menggunakan BPJS Kesehatan untuk rawat inap di rumah sakit.
Sumber: