Kesehatan

Diare, Kenali Penyebab dan Gejalanya, Yuk!

19 November 2024
FWD Insurance

“Duh, dari tadi ke wc mulu karena diare, nih!”

Hampir semua orang—mulai dari anak-anak hingga dewasa—pernah mengalami diare. Di mana, ketika menderita kondisi ini, biasanya orang tersebut akan berulang kali ke kamar mandi karena perutnya sakit dan feses yang dikeluarkan lebih cair dari biasanya. Kesal? Pastinya, soalnya setiap beberapa menit sekali harus ke kamar mandi.

Nah, bicara soal diare, sebenarnya apa sih yang menyebabkan seseorang bisa terkena diare dan seperti apa gejalanya? Simak selengkapnya di kelanjutan artikel ini, ya!

Mengenal Diare

Melansir dari Halodoc, diare merupakan suatu keluhan di bagian pencernaan yang umum dialami, dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Saat mengalami kondisi ini, penderitanya akan BAB (buang air besar) lebih sering dibandingkan biasanya—sekitar tiga kali atau lebih dalam sehari. Feses yang dikeluarkan pun  lebih cair.

Terdapat dua jenis diare yang biasanya sering dialami, di antaranya:

  • Diare akut, masalah pencernaan yang berlangsung dalam waktu singkat. Umumnya, hanya sekitar satu sampai dua hari atau bisa lebih. Untuk diare akut ini biasanya bisa menghilang sendiri setelah minum obat.
  • Diare kronis, masalah pencernaan yang berlangsung lebih dari empat minggu. Gejalanya pun bisa berkelanjutan dan menjadi masalah kesehatan yang lebih serius. Misalnya, gangguan pencernaan kronis.
  • Diare persisten, masalah pencernaan yang berlangsung lebih dari dua minggu tapi kurang dari empat minggu. Kondisi ini umumnya diakibatkan karena patogen dan ditandai dengan buang air lebih encer dan sering.

Meski diare bukan termasuk penyakit yang berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya, akan tetapi kalau tidak ditangani dengan tepat maka kondisinya bisa saja memburuk. Bahkan, parahnya lagi bisa menyebabkan kerusakan ginjal, gangguan elektrolit, dehidrasi parah, dan lainnya.

Baca Juga: Sakit Perut Sebelah Kiri, Pertanda Apa? Ini Kemungkinannya

Penyebab Diare

Banyak faktor yang dapat memicu munculnya diare, mulai dari alergi makanan, keracunan makanan, infeksi, dan lainnya. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah beberapa penyebabnya:

  • Alergi makanan, biasanya disebabkan karena mengonsumsi makanan yang dapat memicu alergi dan hanya berlangsung selama beberapa menit atau maksimal 2 jam.
  • Keracunan makanan, pemicunya karena mengonsumsi makanan basi atau proses memasaknya tidak higienis dan umumnya diakibatkan oleh infeksi bakteri Escherichia Coli dan Campylobacter.
  • Infeksi bakteri, seperti Salmonella yang dipicu karena mengonsumsi makanan tidak matang seperti telur setengah matang, telur mentah, daging sapi mentah, dan lainnya.
  • Intoleransi laktosa, yang diakibatkan karena mengonsumsi makanan dengan kandungan susu di dalamnya. Efek yang dirasakan seperti anus perih atau kemerahan, feses berbau asam, perut kembung, dan sebagainya.
  • Infeksi virus, sering terjadi pada anak-anak dan diarenya lebih berair. Kondisi ini umumnya disebabkan karena rotavirus.
  • Irritable bowel syndrome, suatu kondisi yang menyebabkan perut kram tapi hilang timbul dan BAB (buang air bersih) juga cair. Umumnya, setelah buang air besar, kondisinya bisa membaik.
  • Infeksi cryptosporidiosis, dipicu karena bakteri kriptosporidiosis setelah meminum serta mengonsumsi air yang terkontaminasi atau tidak dimasak.

Gejala Diare

Beberapa gejala yang sering kali dirasakan ketika mengalami diare adalah sebagai berikut:

  • Demam,
  • Pusing dan lemas,
  • Mual dan muntah,
  • Tidak nafsu makan,
  • Kram dan sakit perut,
  • Dehidrasi atau merasa haus,
  • Muncul darah di bagian feses,
  • Feses yang keluar banyak dan cair,
  • Sulit menahan keinginan buang air besar.

Baca Juga: Cegah dan Atasi Nyeri Perut Saat Berolahraga

Tips Mengatasi Diare

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi diare yang dirasakan, antara lain:

Minum air lebih banyak

Selama diare, kamu disarankan untuk mengonsumsi air putih lebih banyak untuk membantu mengembalikan cairan di dalam tubuh. Ketika kamu diare, tubuh biasanya membutuhkan 2 - 3 liter air supaya cairan di tubuh kembali normal.

Konsumsi makanan bertekstur lembut

Agar lebih mudah dicerna, maka makanan yang sebaiknya dikonsumsi adalah yang bertekstur lembut. Untuk makanannya seperti telur, daging kukus (sapi, ikan, ayam yang direbus), roti tawar, oatmeal, nasi putih dan bubur, dan lainnya.

Hindari makanan berminyak

Suka mengonsumsi makanan yang berminyak seperti gorengan? Maka, ketika kamu diare, alangkah baiknya menghindari konsumsi makanan tersebut, ya. Pasalnya, makanan ini dapat memicu mual, muntah, perut jadi kembung, dan memperburuk kondisi diare. 

Minum minuman probiotik

Mengonsumsi minuman probiotik seperti yoghurt, misalnya, juga sangat disarankan ketika kamu diare. Melansir dari laman Mitra Keluarga, kandungan probiotik yang tersimpan dalam yoghurt dapat membantu mengurangi gejala diare. Tidak hanya yoghurt, bisa juga meminum susu kefir karena di dalamnya juga terdapat probiotik.

Konsumsi oralit

Untuk mengembalikan cairan tubuh, maka dianjurkan untuk mengonsumsi oralit. Di mana, oralit berfungsi sebagai rehidrasi tubuh sehingga dapat mengembalikan cairan yang hilang karena diare. Oralit ini bisa dikonsumsi dengan 200 ml air.

Jika tidak punya oralit, kamu bisa membuatnya sendiri di rumah dengan menyiapkan beberapa bahan, seperti gula 1 - 2 sdm, garam ½ sdt, air matang 200 ml. Campurkan semua bahan dan minum 2 - 4 jam kalau BAB intens.

Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Meskipun diare bisa diobati sendiri tapi kalau mengalami gejalanya lebih dari tiga kali dalam sehari dan feses yang keluar lebih cair, maka sebaiknya langsung meminta bantuan medis atau konsultasi dengan dokter. Dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi yang kamu alami.

Demikian ulasan mengenai diare, penyebab, dan gejala yang biasa dialami ketika diare. Dengan pengobatan dan penanganan yang tepat, maka diare yang kamu alami bisa sembuh dengan cepat. Tidak perlu khawatir dengan biaya pengobatan karena kalau kamu punya asuransi kesehatan FWD Hospital Care Protection dari FWD Insurance Indonesia, maka semua biaya pengobatan atas rawat inapmu akan ditanggung selama masih masuk ke dalam plan asuransi. Jadi, kamu bisa berobat dengan nyaman dan tenang.

source: