Kesehatan

Burnout saat Bekerja? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

8 November 2024
FWD Insurance

Job burnout atau kelelahan kerja adalah salah satu masalah yang cukup banyak ditemukan dalam dunia kerja. Menurut American Psychological Association (APA), istilah ini merujuk pada kelelahan fisik dan emosional (mental) yang disertai dengan penurunan motivasi dan kinerja, serta perasaan negatif pada diri sendiri dan orang lain. Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang masalah kesehatan mental ini, mulai dari penyebab, gejala, serta cara mengatasinya.

Penyebab burnout

Melansir dari laman Mayo Clinic, kelelahan kerja dapat dipicu oleh beberapa hal, seperti:

  • Kekurangan kendali atau hak suara. Pekerja yang tidak memiliki hak suara dalam melakukan pekerjaannya, mulai dari jadwal kerja, tanggung jawab pekerjaan, hingga beban kerja, dapat mengalami burnout. Situasi ini akan bertambah parah apabila lingkungan tidak mendukung kebutuhan pekerja untuk menyelesaikan semua tanggung jawab kerjanya.
  • Tidak ada kejelasan tentang tanggung jawab pekerjaan. Bekerja di sebuah perusahaan atau instansi yang tidak memberikan kejelasan tentang tanggung jawab pekerjaan di awal juga bisa menjadi penyebab burnout. Pasalnya, pekerja akan terus-terusan merasa tidak yakin tentang kebutuhan apa yang diinginkan oleh atasan maupun orang lain dalam perusahaan, sehingga akan mudah merasa lelah.
  • Konflik dengan orang lain. Konflik personal maupun profesional di kantor antara pekerja dengan kolega atau malah atasan juga bisa menjadi alasan lain seseorang merasa stres dan kelelahan kerja.
  • Beban pekerjaan yang tidak sesuai. Bagi pekerja yang senang akan tantangan, memiliki pekerjaan yang monoton atau kurang menantang tentu akan membuatnya merasa bosan. Lama-kelamaan, pekerja tersebut dapat merasa stres dan burnout karena energinya tidak terpakai dengan penuh. Sebaliknya, pekerja yang memiliki beban kerja terlalu banyak juga bisa merasa burnout karena terlalu banyak energinya yang terpakai. Pada akhirnya, beban kerja yang tidak sesuai dengan kepribadian pekerja dapat membuatnya tertekan.
  • Tidak memiliki dukungan. Ketiadaan dukungan moral dapat membuat seseorang merasa sendirian di tempat kerja. Ketika tekanan sedang tinggi, pekerja yang tidak punya dukungan ini tentu lebih rentan terhadap burnout.
  • Tidak ada work-life balance. Work-life balance atau keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi merupakan salah satu kunci utama kesejahteraan mental pekerja. Ketika keseimbangan ini tidak ada, pekerja tentu lebih mudah merasa burnout.

Gejala burnout

Ciri utama dari burnout adalah perasaan lelah, stres, dan tertekan saat melakukan aktivitas sehari-hari; bahkan tidak terbatas saat di kantor saja. Gejala lain dari masalah kesehatan mental ini meliputi:

  • Membenci pekerjaan yang digeluti. Rasa lelah dan tertekan berkepanjangan yang timbul karena pekerjaan atau lingkungan kerja lambat laun akan membuat seseorang merasa sulit berkonsentrasi, tidak kompeten, terbebani, hingga akhirnya timbul perasaan benci pada pekerjaan yang dimiliki.
  • Merasa tidak berharga. Gejala lanjutan dari perasaan membenci pekerjaan yang digeluti adalah perasaan bahwa diri sendiri tidak berharga dan tidak berguna untuk profesinya. Biasanya, perasaan ini timbul setelah pekerja mengalami penurunan kinerja dan produktivitas yang mungkin menyebabkan target pencapaian kerjanya ikut menurun.
  • Mudah marah. Selain perasaan tidak berharga dan tidak berguna, seseorang yang sedang mengalami burnout juga sering kali lebih mudah terpancing emosinya. Hal ini paling kentara apabila ada hal (sekecil apa pun itu) tidak berjalan sesuai dengan rencana dan ekspektasinya.
  • Cenderung tertutup dari lingkungan sosial. Beban pekerjaan yang menumpuk tentu akan membuat seseorang susah meluangkan waktu untuk diri sendiri apalagi lingkungan sosial. Perasaan stres dan frustrasi juga mungkin membuat pekerja bersikap sinis terhadap orang lain, merasa bahwa kehidupan sosial adalah beban, dan menutup diri dari rekan kerja, teman, maupun keluarganya.

Cara mengatasi burnout

Ingatlah bahwa burnout itu merupakan perasaan lelah dan hilangnya motivasi untuk bekerja hingga melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk mau beraktivitas di luar pekerjaan saja membutuhkan niat yang cukup besar. Oleh karena itu, mengatasi burnout memerlukan pengambilan langkah proaktif agar stres dan hubungan kerja menjadi lebih baik.

Berikut adalah beberapa langkah awal untuk mengatasi burnout:

  • Fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan. Sebagai seorang pekerja, tentu ada hal-hal yang tidak bisa kamu kendalikan sama sekali. Maka, fokuslah pada hal-hal yang masih bisa kamu kendalikan atau diskusikan agar perasaan lelah, stres, dan tertekan dapat berkurang. Kalau kamu merasa punya beban kerja yang terlalu banyak, kamu bisa meminta bantuan kepada teman satu tim atau membicarakan masalah tersebut dengan kepala tim kamu. Harapannya, beban kerja yang terlalu banyak itu bisa dibagi rata kepada teman satu tim lainnya.
  • Cobalah untuk melakukan aktivitas yang menyegarkan pikiran. Meski memulai aktivitas baru saat burnout cenderung sulit, hal ini penting untuk membantu kamu memulihkan kelelahan fisik dan emosional. Maka dari itu, cobalah untuk mulai melakukan aktivitas yang sekiranya akan menyegarkan pikiran. Kamu bisa mencoba berolahraga, mencari hobi baru, pergi window shopping, atau sekadar jalan-jalan ke area publik untuk mengurangi kepusingan yang ada di dalam kepala.
  • Buat batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi. Saat beban kerja menumpuk, jam kerja yang telah ditentukan dalam sehari sering kali tidak cukup untuk dipakai menyelesaikan semua pekerjaan itu. Pada akhirnya, kamu mengorbankan waktu pribadi agar semua pekerjaan itu dapat selesai. Jika dibiarkan terus, kamu akan kehilangan waktu pribadi tanpa kamu sadari. Oleh karenanya, mulailah membuat batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi dalam sehari. Misalnya ketika hari kerja waktu kamu habis untuk bekerja, jangan sentuh pekerjaan di akhir pekan.
  • Buat sesi istirahat kecil-kecilan di antara rutinitas kerja. Burnout karena terlalu banyak pekerjaan mungkin membuat kamu sulit punya waktu istirahat yang panjang. Sebagai gantinya, kamu bisa, loh, membuat sesi istirahat kecil-kecilan di antara rutinitas kerja. Hal ini bisa melepaskan kamu dari penat sejenak, sehingga tekanan yang kamu rasakan dapat sedikit berkurang.

Nah, itulah dia ulasan lengkap tentang burnout, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya. Sekiranya kalau tips di atas masih belum berhasil membantu kamu mengatasi burnout, kamu sebaiknya mencari bantuan pada pihak profesional, ya.

Sumber: