Akhir-akhir ini, semakin banyak anak muda yang tertarik untuk berinvestasi. Iming-iming imbal balik (return) yang tidak sedikit menjadi daya tarik utamanya. Padahal, investasi perlu diimbangi dengan ilmu juga riset berdasarkan profil risiko masing-masing investor. Nah, kalau kamu juga tertarik untuk terjun ke dunia ini, simak opsi investasi yang bisa kamu pilih sesuai dengan situasi kamu.
Definisi profil risiko
Profil risiko adalah penilaian atas kemauan dan kemampuan individu untuk mengambil risiko saat berinvestasi (Investopedia). Maksudnya, istilah ini merujuk pada seberapa sanggup kamu kehilangan dana yang sudah kamu investasikan ketika kerugian terjadi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membagi profil risiko menjadi 3:
Opsi investasi sesuai profil risiko
1. Deposito
Deposito adalah uang yang disimpan dalam rekening. Namun, saldonya hanya bisa kamu tarik pada waktu dan berdasarkan syarat tertentu. Instrumen investasi ini umumnya menawarkan imbal bunga sekitar 1,5-5,50 per tahun (Kontan.co.id). Tak ayal, deposito paling cocok untuk kamu yang berprofil risiko konservatif.
Jika tertarik, kamu bisa membuka rekening deposito di bank mana pun. Kemudian, kamu bisa pilih deposito berjangka (jatuh tempo hingga 24 bulan) atau sertifikat deposito (jatuh tempo hingga 12 bulan).
2. Obligasi
Obligasi adalah surat utang jangka panjang dari penerbit untuk membayar imbalan (bunga/kupon) dan melunasi pokok utang pada investor di waktu yang telah ditentukan (Bursa Efek Indonesia). Instrumen satu ini juga memiliki masa jatuh tempo (umumnya di atas satu tahun) dan kupon yang bersifat tetap, mengambang, ataupun nihil dengan persentase di atas deposito.
Karena berstatus utang penerima modal, pemilik obligasi (investor) akan mendapatkan imbalan terlebih dahulu ketika perusahaan mendapatkan untung ataupun rugi. Dengan begitu, instrumen satu ini juga cocok buat kamu yang berprofil risiko konservatif. Tertarik? Kamu bisa coba membeli Obligasi Negara Ritel (ORI) atau Obligasi Syariah (SBN ST) dari pemerintah di berbagai mitra distribusi pasar perdana pada masa penawaran (tidak terbuka setiap waktu dalam setahun, ya).
3. Reksa dana
Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi (BEI). Instrumen ini sangat pas buat kamu investor pemula yang tidak memiliki banyak waktu juga keahlian untuk menghitung risiko investasi di pasar modal.
Reksa dana bisa menawarkan imbal hasil lebih besar dibanding dua instrumen di atas, juga risiko kerugian hingga titik tertentu. Namun, instrumen ini bisa pula memberikan potensi capital gain (keuntungan modal). Jadi, reksa dana cocok buat kamu yang berprofil risiko moderat. Tertarik? Kamu bisa memperoleh reksa dana lewat agen-agen penjual efek reksa dana.
4. Saham
Pasti kamu tak lagi asing dengan istilah ini. Ya, saham adalah bukti kepemilikan pada perusahaan yang berhak memberi dividen atau lain-lain sesuai besar-kecil modal yang disetor. Saham pun bisa menawarkan keuntungan berupa dividen (bagi hasil) dan capital gain (keuntungan modal) dengan persentase yang lebih besar dibanding instrumen lainnnya. Akan tetapi, risiko kerugiannya pun bisa setara dengan persentase keuntungannya.
Tak ayal, instrumen ini hanya cocok untuk orang berprofil risiko agresif. Kalau kamu tertarik menempatkan uangmu di saham, kamu bisa membuka rekening efek lalu terjun ke pasar modal.
Setelah tahu profil risiko kamu, opsi investasi mana yang akan kamu jadikan pilihan?
Sumber: