Asuransi merupakan salah satu produk keuangan yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Meski tak sepopuler tabungan, sebagian besar orang pasti sudah pernah mendengar soal produk ini. Tapi sayangnya, masih banyak yang belum menganggap kalau produk asuransi itu penting untuk dimiliki.
Faktanya, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia masih sangat kecil. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa hingga 2020, tingkat penetrasi asuransi Indonesia masih di bawah 4 persen, kalah dari negara ASEAN lain seperti Singapura yang sudah mencapai 6-7 persen.
Selain masalah permodalan bagi para pelaku industri, tingkat literasi masyarakat terkait dengan produk asuransi juga menjadi salah satu penyebab rendahnya penetrasi produk ini di Indonesia. Tak terkecuali untuk produk asuransi kesehatan.
Meski manfaatnya sangat besar, ironisnya asuransi kesehatan masih belum dilihat sebagai kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat. Parahnya lagi, karena minimnya pengetahuan soal produk ini, banyak sekali anggapan negatif soal asuransi kesehatan yang membuat orang semakin enggan untuk membelinya.
Supaya tidak makin salah paham, yuk kenali anggapan dan mitos negatif yang paling sering kita jumpai soal asuransi kesehatan!
Bisa dibilang ini anggapan salah soal asuransi kesehatan yang paling umum kita jumpai. Asuransi memang baru terasa manfaatnya ketika kita jatuh sakit, tapi bukan berarti kita berharap untuk sakit dengan memilikinya sejak jauh-jauh hari.
Justru memiliki asuransi kesehatan merupakan bentuk perlindungan finansial yang kita lakukan untuk mengantisipasi skenario terburuk akan kesehatan kita. Ibaratnya seperti payung ketika hujan. Kita tidak tahu kapan hujan akan turun, tapi kita toh merasa perlu menyimpan payung dalam tas kalau-kalau terjadi hujan saat kita bepergian.
Jadi salah banget kalau bilang beli asuransi kesehatan sama saja dengan menyumpahi diri sendiri untuk jatuh sakit. Sebaliknya, lihatlah asuransi kesehatan sebagai perlindungan yang akan kamu butuhkan di kala sakit.
Benar kalau sehat itu mahal. Tapi kalau asuransi kesehatan? Murah kok! Jangan terjebak dengan anggapan ini ya, sebab faktanya banyak produk asuransi kesehatan yang menawarkan premi super murah. Bahkan ada yang tidak sampai Rp 100.000 per bulan!
Kuncinya adalah melakukan riset dengan teliti. Cari tahu dan bandingkan produk-produk asuransi kesehatan yang ada di pasaran, dan pilih yang sesuai dengan kondisi keuanganmu. Misalnya gajimu Rp 4 juta, idealnya pembayaran tagihan atau cicilan bulanan jangan sampai lebih dari 30 persen dari penghasilan. Jadi kamu mesti pilih asuransi dengan premi kurang dari Rp 1.200.000 per bulan. Apa ada? Banyak!
Lagi pula, mahal atau murah itu relatif. Alih-alih bilang asuransi mahal atau murah, sebaiknya tanyakan kepada diri sendiri apakah besar premi yang ditawarkan oleh pihak asuransi setimpal dengan manfaat yang bisa kamu dapatkan.
Nah, kalimat ini juga yang paling sering dilontarkan orang. Sudah bayar premi asuransi kesehatan tiap bulan, kalau tidak pernah sakit dan uang asuransi tidak diklaim, rugi dong? Terus uang kita tidak bisa balik?
Ada beberapa produk asuransi yang memiliki benefit berupa no claim bonus. Benefit ini memungkinkan kamu untuk mencairkan uang premi jika kamu tidak mengajukan klaim selama satu tahun polis. Jumlah uang yang bisa dicairkan tergantung perjanjian dalam polis, biasanya maksimum 25 persen.
Tapi perlu diingat bahwa tidak semua produk asuransi kesehatan memiliki benefit ini ya, jadi kamu perlu membaca isi polis dengan teliti sebelum membeli. Biasanya asuransi dengan sistem klaim reimbursement yang menyediakan fitur ini, bukan yang sistem cashless alias kartu.
Lalu bagaimana kalau sudah terlanjur memilih asuransi kesehatan yang tidak punya fitur no claim bonus? Rugi dong? Coba kita ubah sedikit mindset kita.
Okelah kalau tahun ini kita tidak pernah sakit, tentu harapannya di masa depan juga sehat selalu. Tapi kalau seandainya kita sakit lima atau 10 tahun lagi, dan ternyata biaya pengobatannya cukup besar atau bahkan di atas kemampuan finansialmu saat itu, apa kamu masih merasa rugi punya asuransi kesehatan?
Yang masih punya anggapan seperti ini, coba deh baca-baca lagi. Sekarang, klaim asuransi itu sudah jauh dari kata “ribet”. Zaman sudah serba online, klaim asuransi juga sekarang bisa dilakukan sepenuhnya lewat internet.
Bahkan sejumlah produk asuransi sudah menyediakan sistem cashless alias gesek kartu untuk tiap transaksi medis. Jadi kamu tak perlu lagi pakai dana pribadi ketika sakit, cukup gesek kartu asuransimu dan pihak asuransi akan langsung membayar lunas biaya pengobatan kepada rumah sakit.
Untuk asuransi yang masih memakai sistem klaim reimburse pun sekarang sudah bisa diurus lewat online. Cukup kirim dokumen-dokumen yang diperlukan via email, dan seluruh proses dapat diselesaikan tanpa tatap muka.
Perkara klaim asuransi ditolak, sering kali yang terjadi adalah kita yang kurang teliti dalam membaca polis. Sudah ngotot minta klaim, setelah dicek ternyata itu tidak masuk ke dalam cakupan perlindungan asuransi kesehatan kita. Ya jelas saja ditolak. Jadi penting sekali untuk membaca dan memahami polis asuransi kesehatan sebelum membeli, supaya kita tak merasa rugi dan tertipu di kemudian hari.
Nah lho. Apa benar asuransi itu riba dan diharamkan dalam hukum Islam? Cek fakta yuk!
Ternyata menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), asuransi itu diperbolehkan kok, selama dana yang ada dikelola sesuai dengan syariat-syariat Islam. Hal ini bahkan diatur dalam fatwa MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.
Menurut fatwa tersebut, asuransi syariah merupakan usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Jadi kalau kamu takut membeli asuransi kesehatan karena riba, kamu bisa memilih asuransi kesehatan yang berbasis syariah. Di Indonesia sudah banyak kok produk asuransi kesehatan syariah, salah satunya adalah asuransi kesehatan.
Karena berbasis syariah, asuransi kesehatan dari FWD Insurance ini sudah pasti dikelola sesuai dengan syariat-syariat Islam. Tak hanya itu, kontribusi (premi) yang perlu kamu bayar untuk asuransi ini juga sangat murah, dimulai dari Rp 75.000 saja tiap bulannya dengan plafon pertanggungan sampai dengan Rp 100 juta per tahun.
Keunggulan lainnya dari asuransi kesehatan ini adalah kemudahan pembelian dan cara klaimnya. Untuk membeli produk asuransi kesehatan, kamu cuma perlu kunjungi situs resminya dan ikuti instruksi yang tertera. Semuanya bisa diselesaikan secara online!
Adapun untuk sistem klaim, asuransi ini menyediakan sistem cashless atau pembayaran dengan kartu. Praktis dan sederhana, serta tak perlu keluar uang dari kocek pribadi ketika berobat.
Wah, ternyata banyak anggapan negatif soal asuransi kesehatan yang tidak benar ya. Makanya, jangan langsung percaya kalau belum riset dan cari tahu sendiri. Sekarang kamu setuju kan kalau asuransi kesehatan itu punya banyak manfaat bagi kelangsungan hidup dan masa depan kita? Yuk, langsung cari asuransi kesehatan yang paling cocok buatmu!