Bentuk setengah bundar dengan pilinan di tepi serta warna kecokelatan karena digoreng adalah wujud dari pastel, jalangkote, dan panada. Biar serupa, ketiga camilan dari berbagai daerah di Indonesia ini punya cita rasa dan bahan baku yang tidak sama, lho. Apa saja beda ketiganya, ya? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!
Dengan kulit kering seperti pinggiran pai, pastel cukup sering dimiripkan dengan pastéis—camilan pinggir jalan asal Brazil. Sebab, tekstur kulit serta isian kedua panganan ini hampir serupa, walaupun tampilan bentuknya sedikit berbeda.
Kulit pastel terbuat dari tepung terigu berprotein sedang yang diadon dengan garam, bumbu penyedap, margarin, air, telur, dan sedikit minyak nabati. Sedangkan isian pastel pada umumnya berupa rebusan suun, telur rebus yang dipotong empat bagian, juga wortel dan kentang yang dipotong dadu. Camilan kering asin ini umumnya dimakan dengan cabai rawit atau saus kacang yang cair.
Kue asal Makassar ini punya kulit kering yang mirip pastel. Hanya saja, kulit jalangkote tidak berlapis-lapis seperti pastel, sehingga, sajian akhirnya cenderung lebih tipis. Perbedaaan ini disebabkan oleh komposisi bahan baku untuk kulitnya. Dikutip dari beberapa situs resep, kulit jalangkote hanya menggunakan tepung terigu berprotein sedang, garam, margarin, air, dan minyak goreng.
Meski begitu, isian jalangkote justru lebih beragam daripada pastel. Sebab, camilan ini umumnya diisi dengan wortel dan kentang yang dipotong dadu, tauge, dan laksa yang ditumis dengan bawang putih, bawang merah, merica, juga beberapa rempah-rempah khas Indonesia lainnya. Beberapa produsen jalangkote bahkan menambahkan potongan telur dan daging cincang di dalam panganan ini.
Ramai sekali, bukan, isiannya? Penggunaan rempah-rempah juga membuat jalangkote punya cita rasa yang lebih kuat dibanding pastel. Tak heran jika camilan ini biasanya dimakan dengan sambal cair khas Makassar yang terbuat dari cabai yang diulek dan cuka.
Kalau pastel dan jalangkote paling mirip dengan pastéis dari Brazil, maka panada paling serupa dengan empanada dari Spanyol. Bahkan, tak sedikit orang yang berpendapat bahwa panada adalah turunan dari makanan khas Spanyol tersebut, mengingat negara tersebut pernah menjajah Indonesia di masa lalu.
Kulit panada terbuat dari tepung terigu berprotein tinggi, gula pasir, ragi instan, telur, santan, dan garam. Penggunaan ragi akan mengkhasilkan tekstur kulit yang lebih menyerupai roti dibanding kulit pai (seperti di pastel dan jalangkote). Isi dari kue khas Manado ini hanya menggunakan satu bahan utama: ikan cakalang. Ikan khas pesisir Sulawesi Utara tersebut umumnya dimasak pampis, yakni teknik menumis suwiran daging ikan dengan bawang merah, daun jeruk, kemangi, cabai rawit merah, dan daun bawang.
Panada biasanya disajikan dengan sambal yang terbuat dari cabai rawit, bawang putih, dan bawang merah yang di-blender kemudian dicampur dengan cuka, tepung maizena, gula pasir, dan air.
Bagaimana? Apa sekarang kamu sudah bisa membedakan pastel, jalangkote, dan panada? Jika menengok dari ulasan di atas saja, kira-kira camilan mana yang akan menjadi favorit kamu?
Sumber: